Reporter: Ramadhan Sultan | Editor: Noverius Laoli
Daniel menjelaskan, untuk kondisi saat ini tidak bisa lagi untuk memaksimalkan profit tetapi, harus meminimalisir lost yakni mengurangi kerugian. Ia menerangkan, lost atau kerugian itu yang harus dijaga setiap perusahaan untuk saat ini. “Jangan harap menggunakan strategi normal sebelum adanya pandemi covid-19 untuk memaksimalkan profit, itu sudah tidak bisa,” jelasnya.
Adapun, strategi bisnis untuk krisis saat ini dari Daniel ialah 3C yakni pertama jaga cash flow, kedua cost control termasuk cost reduction dan cost cutting, ketiga capital budgeting.
Kemudian, perusahaan Ancol harus melakukan antisipasi bila wahananya terus tutup operasionalnya. Sehingga melihat cost control dulu, apa biaya-biaya yang besar untuk wahana Ancol jadi dikurangin. Biasanya gaji karyawan yang besar sekitar 60%, nah dari sini apakah pihak Ancol bisa melakukan work from home (WFH) untuk pegawai dan gajinya dibayar setengah.
Lebih lanjut, Ancol harus melakukan perawatan wahana yang membutuhkan biaya kurang lebih Rp 30 miliar per bulan, nilai ini kan sangat besar, bagaimana untuk kondisi sekarang dapat nilai sebesar itu. Daniel menganjurkan, Ancol memiliki hotel dengan cara menjual makanan, saat ini dimana tamu tidak mau datang, tapi kan terdapat share jual makanan. Misal dari satu tidak menutup, ya tidak masalah, kan meminimalisir lost.
“Adapun mengikuti strategi wahana luar negeri yang diterapkan untuk wahana Ancol yakni amati, tiru dan modifikasi,” pungkasnya.
Selanjutnya: Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) sudah menutup wahana wisata sejak 24 Juni 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News