kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Terdampak pandemi Covid-19, ini strategi Pembangunan Jaya Ancol (PJAA)


Selasa, 17 Agustus 2021 / 19:21 WIB
Terdampak pandemi Covid-19, ini strategi Pembangunan Jaya Ancol (PJAA)
ILUSTRASI. Terdampak pandemi Covid-19, ini strategi Pembangunan Jaya Ancol (PJAA)


Reporter: Ramadhan Sultan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kebijakan Pemerintah yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah berlangsung 6 minggu lamanya. Salah satunya perusahaan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) yang terkena dampak hingga saat ini.

Perlu diketahui Ancol sudah tutup operasi sejak 24 Juni 2021 dan pada bulan Juli 2021 Ancol tidak mendapatkan pendapatan.

Sekretaris Perusahaan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) Agung Pranopo menjelaskan, dengan tutupnya tempat rekreasi dan hilangnnya pendapatan utama perseroan, saat ini PJAA menerapkan strategi survival baik dari sisi keuangan, dari sisi investasi maupun dari sisi operasi seperti efisiensi dengan mengutamakan biaya pemeliharaan rekreasi atau pariwisata Ancol dan melakukan strategi ini agar dapat bertahan selama mungkin dengan sumber-sumber yang dimiliki.

“Meskipun tidak ada pendapatan selama masa PPKM karena tutup, Ancol tetap malakukan perawatan esensial terhadap wahana sehingga pada saatnya dibuka tetap dapat difungsikan dengan baik,” ucap Agung kepada Kontan.co.id, Selasa (17/8).

Baca Juga: Bisnis Wahana Hiburan Tertohok PPKM, Kepedihan Itu Dirasakan Ancol dan Trans Studio

Agung menerangkan, hingga saat ini perseroan belum ada pengurangan maupun pemutus hubungan kerja (PHK) karyawan, karena semua karyawan berkontribusi dalam survival. Mengenai target pendapatan dan laba tahun 2021, Agung belum dapat memberikan komentar terkait hal tersebut.

“Kita masih berharap bahwa kinerja bisa paling tidak menyamai tahun 2021, meskipun tahun ini realnya lebih berat. Karena tahun 2020, pada Januari dan Februari bisnis kita masih normal, sedangkan tahun 2021 ini dengan Covid-19 yang masih berlangsung sepanjang tahun tentu akan menekan kinerja Ancol,” ucapnya.

Agung menjelaskan, untuk wahana Ancol bisa beroperasi kembali mengikuti aturan pemerintah, tapi perseroan berharap bulan ini sudah bisa dibuka kembali. Melihat kondisi pandemi di Jakarta yang sudah mulai menurun dan Ancol sebagai kawasan terbuka.

Untuk peluang bisnis, Agung bilang tentu saja peluang bisnis baru saat ini sedang PJAA pelajari dan jajaki, baik pengembangan bisnis di kawasan Ancol maupun diluar Ancol yang saat ini belum dapat disampaikan detailnya.

Di sisi lain, Agung menjelaskan, bisnis virtual tentu saja masih harus dikembangkan lebih jauh lagi mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan konsumen. Adapun, kolaborasi Merchandise Dufan dengan Friday Killer lebih kearah penguatan branding dan mendukung produk lokal yang berkualitas.

Baca Juga: PPKM level 4 berlanjut hingga 25 Juli, ini kata Jaya Ancol (PJAA)

Menanggapi bisnis perusahaan PJAA yang terkena dampak pandemi covid-19 yakni wahana Ancol, Daniel Saputra selaku Pengamat Bisnis dan Manajemen mengatakan, bahwa bukan hanya terjadi pada industri hiburan seperti Ancol. Melihat industri lainnya juga terkena dampak dari pandemi covid-19 seperti bioskop, ragunan dan lainnya.

Daniel menjelaskan, untuk kondisi saat ini tidak bisa lagi untuk memaksimalkan profit tetapi, harus meminimalisir lost yakni mengurangi kerugian. Ia menerangkan, lost atau kerugian itu yang harus dijaga setiap perusahaan untuk saat ini. “Jangan harap menggunakan strategi normal sebelum adanya pandemi covid-19 untuk memaksimalkan profit, itu sudah tidak bisa,” jelasnya.

Adapun, strategi bisnis untuk krisis saat ini dari Daniel ialah 3C yakni pertama jaga cash flow, kedua cost control termasuk cost reduction dan cost cutting, ketiga capital budgeting.

Kemudian, perusahaan Ancol harus melakukan antisipasi bila wahananya terus tutup operasionalnya. Sehingga melihat cost control dulu, apa biaya-biaya yang besar untuk wahana Ancol jadi dikurangin. Biasanya gaji karyawan yang besar sekitar 60%, nah dari sini apakah pihak Ancol bisa melakukan work from home (WFH) untuk pegawai dan gajinya dibayar setengah.

Lebih lanjut, Ancol harus melakukan perawatan wahana yang membutuhkan biaya kurang lebih Rp 30 miliar per bulan, nilai ini kan sangat besar, bagaimana untuk kondisi sekarang dapat nilai sebesar itu. Daniel menganjurkan, Ancol memiliki hotel dengan cara menjual makanan, saat ini dimana tamu tidak mau datang, tapi kan terdapat share jual makanan. Misal dari satu tidak menutup, ya tidak masalah, kan meminimalisir lost.

“Adapun mengikuti strategi wahana luar negeri yang diterapkan untuk wahana Ancol yakni amati, tiru dan modifikasi,” pungkasnya.

Selanjutnya: Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) sudah menutup wahana wisata sejak 24 Juni 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×