Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
PALEMBANG. Kondisi pelemahan ekonomi global yang kian memburuk di Eropa dan Amerika Serikat (AS), mau tak mau membuat Kementerian Perdagangan (Kemendag) harus menyiapkan skenario terburuk bahwa ekspor 2012 akan ikut terpuruk.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Deddy Saleh, mengatakan, jika krisis utang di Eropa terus berlarut-larut dan defisit anggaran di AS masih menjadi kendala pelemahan permintaan dari Indonesia, kinerja nilai ekspor di 2012 bisa turunn hingga 20%.
Kemendag memprediksi realisasi nilai ekspor di 2011 bisa mencapai US$ 200 miliar. Itu berarti, nilai ekspor di tahun depan bisa hanya sekitar US$ 160 miliar. "Tapi prediksi optimistisnya ekspor kita di 2012 hanya akan turun 10% atau paling tidak stagnan itu sudah bagus," katanya, Kamis (8/12).
Sektor manufaktur diprediksi akan menjadi sektor yang paling keras terhantam krisis global di tahun depan. Sementara, ekspor komoditi utama seperti crude palm oil (CPO) masih bisa berjalan. Lantaran Eropa mau tak mau memang harus mengonsumsi CPO sehingga mereka harus terus ekspor.
Dampak pelemahan ekonomi dunia terhadap kinerja ekspor Indonesia sejatinya sudah mulai terlihat. Lihat saja, nilai ekspor total Oktober 2011 turun 4,2% menjadi US$ 16,8 miliar ketimbang bulan sebelumnya. Namun realisasi ekspor Januari-Oktober 2011 masih meningkat 34,9% dibanding periode yang sama di 2010.
Sementara itu, ekspor Indonesia ke Uni Eropa pada Oktober 2011 naik 6,2% dibanding September 2011. Dan ekspor Indonesia untuk periode yang sama ke Amerika Serikat masih tumbuh 17,2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News