Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Roni yang juga mengelola restoran ayam kampung NatChick di Cogrek, Parung, Bogor ini menuturkan, permintaan ayam kampung yang terus meningkat bisa dilihat saat pandemi wabah virus corona atau Covid-19. "Proyeksi permintaan ayam lokal terus meningkat, bisa dilihat dari data statistik ayam lokal yang terus meningkat dari tahun ke tahun," ucap Roni.
"Apalagi di tengah kasus Covid-19, terjadi perubahan gaya hidup masyarakat yang ingin lebih sehat. Kita tahu bahwa paradigma masyarakat bahwa ayam kampung lebih sehat ketimbang ayam broiler yang kesannya negatif," imbuh dia.
Untuk pakan ayam kampung, bisa menggunakan pakan ayam broiler pedaging. DOC juga bisa didapatkan di beberapa peternak pembibit atau dengan membelinya langsung di perusahaan breeding seperti PT Sumber Unggas Indonesia di Parung, Kabupaten Bogor.
"Untuk mendapatkan DOC relatif sangat mudah meskipun lokasi penetasan masih terkonsentrasi di Jawa Barat. Di luar Jawa Barat, sudah ada penetasan ayam kampung di Jambi dan Bali yang diproduksi oleh PT Sumbe Unggas Indoenesia," kata Roni.
"Untuk pakan sampai saat ini disarankan bisa memakai pakan ayam broiler karena kebutuhan nutrisinya yang tidak terlalu berbeda," tambah dia.
Beberapa risiko usaha peternakan ayam kampung antara lain penyakit unggas, kemudian harga pakan ayam yang naik. Risiko penyakit bisa dikurangi dengan vaksinasi dan menjaga kebersihan kandang. Sementara mahalnya pakan bisa ditekan ditekan dengan menggunakan ransum pakan racikan sendiri menggunakan sumber lokal seperti jagung, bekatul, hingga sisa makanan yang terbuang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ladang Uang Ternak Ayam Kampung, Modal Kecil, Peluang Menjanjikan"
Penulis : Muhammad Idris
Editor : Muhammad Idris
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News