Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) tengah mengkaji ulang rencana ekspansi perluasan ekspor tahun ini.
Menimbang adanya gangguan penjualan ekspor akibat pandemi virus corona (Covid-19), rencana perluasan pasar ekspor ke beberapa destinasi ekspor baru diperkirakan akan ditunda realisasinya.
Baca Juga: Ada pandemi corona, Sido Muncul (SIDO) pangkas target penjualan tahun ini
Sebelumnya, SidoMuncul yang dikenal melalui produk Tolak Angin ini berencana menjajaki beberapa pasar baru seperti Myanmar, Kamboja, Vietnam, dan juga beberapa kawasan di luar Asia Tenggara seperti Arab Saudi dan Ghana.
Sayangnya, perkembangan situasi terkini membuat SIDO menimbang ulang rencana perluasan pasar ekspor. Pasalnya, virus corona yang telah berkembang menjadi pandemi dan mewabah di banyak negara berpotensi menekan penjualan ekspor.
Imbas dari pandemi corona terhadap penjualan ekspor sendiri sudah mulai terasa pada kinerja penjualan ekspor SIDO di tiga bulan pertama. Direktur Keuangan SIDO, Leonard menyebutkan penjualan ekspor SIDO di tiga bulan pertama tahun ini sudah mengalami penurunan hingga lebih dari 50% dibandingkan periode yang sama.
Baca Juga: Tekan biaya produksi, laba Sido Muncul (SIDO) tumbuh 10,85% di kuartal I 2020
Menimbang situasi yang demikian, Leonard memperkirakan realisasi penjualan ekspor ke sejumlah destinasi ekspor baru akan ditunda pelaksanaannya.
“(Ekspansi ke pasar ekspor baru) masih belum (akan dilakukan) dengan kondisi seperti ini,” kata Leonard kepada Kontan.co.id pada Selasa (21/4).
Meski begitu, Leonard tidak merinci sampai kapan penundaan rencana ekspansi perluasan pasar ekspor akan berlangsung. Leonard juga tidak merinci apakah realisasi ekspansi perluasan ekspor akan tetap dilakukan tahun ini atau tidak.
Yang terang, di tengah kondisi pasar ekspor yang serba sulit, SIDO akan terus menggenjot kinerja penjualan di pasar domestik dengan cara menjaga ketersediaan produk di pasar.
Baca Juga: Kuartal I-2020, Sido Muncul (SIDO) kantongi penjualan Rp 730,72 miliar
Tidak hanya itu, upaya untuk menggenjot penjualan domestik juga akan dilakukan dengan cara meluncurkan produk-produk baru yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Selain menunda realisasi ekspansi perluasan pasar ekspor, SIDO juga memutuskan untuk memangkas anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) dari semula sebesar Rp 180 miliar menjadi Rp 135 - Rp 140 miliar.
“Alokasi capex utamanya untuk maintenance capex,” terang Leonard (21/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News