kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tertekan harga minyak, Radiant Utama (RUIS): Ada potensi revisi target kinerja


Senin, 16 Maret 2020 / 17:24 WIB
Tertekan harga minyak, Radiant Utama (RUIS): Ada potensi revisi target kinerja
ILUSTRASI. Pengerjaan Proyek Penunjang Jasa Migas oleh PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) di Sumur Meliwis. Radiant Utama (RUIS) mengatakan, dampak Corona telah menghambat aktivitas ekonomi dan bisnis secara luas.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona menjalar ke berbagai sektor. Tak terkecuali mempengaruhi pergerakan harga minyak dunia. Dalam sepekan terakhir, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) jatuh ke level US$ 30-an per barel.

Kondisi tersebut tentu berdampak terhadap perusahaan minyak dan gas (migas) maupun jasa penunjangnya. PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) menjadi salah satu emiten jasa penunjang migas yang terancam tekanan harga minyak.

Baca Juga: PLN siaga jaga pasokan listrik di tengah wabah virus corona

Direktur Utama RUIS Sofwan Farisyi mengatakan, dampak corona telah menghambat aktivitas ekonomi dan bisnis secara luas. Akibatnya, permintaan terhadap energi, termasuk minyak pun berkurang.

Kondisi ini berakibat pada turunnya harga migas, yang diperparah dengan gagalnya pengurangan produksi oleh organisasi negara pengekspor minyak(OPEC) dan Rusia. "Arab Saudi yang kehilangan pendapatan Umroh dan Haji akhirnya meningkatkan produksi ke 13 juta barel per hari dan diskon  harga. Sehingga harga jatuh ke level US$ 30," ungkapnya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (16/3).

Sebagai dampak dari kondisi itu, Sofwan mengatakan bahwa perusahaan migas di tanah air akan mengurangi kegiatan eksplorasi dan offshore. Alhasil, proyek-proyek yang berpotensi digarap RUIS juga akan berkurang.

Sehingga jika tekanan harga minyak ini bertahan dalam jangka waktu yang lama, RUIS pun akan merevisi target kinerjanya di tahun ini. "Apabila hal ini berlangsung cukup lama akan membuat perusahaan migas, termasuk Radiant merevisi targetnya," ungkap Sofwan.

Baca Juga: Cermati pergerakan harga minyak, Elnusa (ELSA) pacu diversifikasi di jasa distribusi

Oleh sebab itu, Sofwan berharap agar kondisi ekonomi dan juga harga bisa segera membaik. Menurutnya, harga minyak yang dapat ditoleransi untuk mencapai target RUIS berada di level US$ 50 per barel. "Saat ini kita masih mempelajari dampak harga minyak dan corona," sambungnya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×