Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina terus mengupayakan sejumlah langkah penanganan di sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) termasuk membahas kompensasi yang disiapkan.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman yang dihubungi Kontan.co.id bilang saat ini Pertamina telah menambah unit oil boom guna menahan laju tumpahan minyak diperairan. "Oil Boom yang disebar mencapai 3.500 meter dan hampir 3/4 lingkaran anjungan," kata Fajriyah, Selasa (6/8).
Penambahan unit oil boom ini dibarengi dengan penambahan unit giant octopus yang berfungsi menyerap minyak yang tertampung. Menurut Fajriyah, volume minyak yang keluar juga berangsur berkurang. Sayangnya ia enggan merinci. Asal tahu saja, sebelumnya tumpahan minyak disebut mencapai 3.000 barel per hari.
Baca Juga: Pertamina Bersama Pemda, Bentuk Komite Bahas Kompensasi Tumpahan Minyak YYA-1 ONWJ premium
Lebih jauh Fajriyah memastikan pengeboran sumur demi menutup kebocoran sumur YYA-1 yang telah dimulai sejak 1 Agustus lalu masih berlanjut. Hingga saat ini, menurut keterangan Fajriyah, kedalaman pengeboran sumur sekitar 1.700 feet dari target sedalam 9.000 feet.
"Pengeboran diperkirakan masih berlangsung untuk delapan minggu ke depan," jelas Fajriyah.
Disinggung mengenai kompensasi, Fajriyah mengungkapkan Pertamina akan membentuk komite yang menggandeng Pemerintah Daerah, Dinas terkait serta Kepala Desa yang wilayahnya terdampak tumpahan minyak ini.
Baca Juga: Lifting migas belum optimal, ini tanggapan Pertamina EP dan Pertamina Hulu Energi
"Sosialisasi ini sudah sejak awal dilakukan, ini agar kompensasi yang diberikan seadil-adilnya," jelas Fajriyah.
Fajriyah menyebut sejauh ini upaya pemberian kompensasi didukung oleh pemerintah daerah. Kontan.co.id mencatat, sejauh ini ada 10 desa yang terdampak tumpahan minyak Sumur YYA-1. Adapun, delapan desa tersebar di Karawang, dua desa di Bekasi dan tujuh pantai.
"Intinya Pertamina bertanggung jawab dan memastikan tidak ada masyarakat yang dirugikan," tegas Fajriyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News