Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas) menyiapkan sejumlah proyek pembangunan perumahan dan rusun untuk 3 tahun-5 tahun mendatang.
Himawan Arief Sugoto, Direktur Utama Perum Perumnas menargetkan perusahaan akan membangun 100.000 unit properti setiap tahun dengan taksiran kebutuhan investasi Rp 11 triliun. Dana investasi itu bakal berasal dari modal pemerintah, kredit bank hingga pasar modal.
Perusahaan pelat merah ini akan membangun properti untuk dua segmentasi. Pertama yaitu rumah atau rumah susun sederhana milik (rusunami) untuk kelas bawah. Yang kedua yaitu pembangunan rumah, apartemen dan kondotel untuk segmen komersial.
Untuk kelas bawah, Perumnas akan membangun rusunami subsidi di Cengkareng berkapasitas 600 unit, lalu di Karawang berkapasitas 500 unit, dan Bekasi berkapasitas 600 unit. Pembangunan rumah susun ini akan dimulai tahun ini dengan jangka waktu pembangunan 1,5 tahun.
Selain itu, Perum Perumnas akan merevitalisasi rusun di wilayah Palembang dan Medan menjadi lebih besar.
Muhammad Nawir, Direktur Pemasaran Perum Perumnas menambahkan, kapasitas rusun yang ada di Palembang akan dijadikan sebanyak 8.000 unit dengan luas area 12 hektare (ha) dari sebelumnya berkapasitas 3.500 unit. Sedangkan, kapasitas rusun di Medan akan menjadi 2.000 unit.
Sedangkan untuk perumahan dan apartemen komersial, perusahaan akan menyelesaikan pembangunan apartemen di Semarang dengan kapasitas 355 unit apartemen dan 170 unit kondotel.
Properti yang dijual seharga Rp 1 miliar untuk apartemen dan Rp 550 juta untuk kondotel. "Pembangunan properti komersial di Semarang ini ditargetkan akan selesai sebelum Idul Fitri tahun depan," kata Nawir, Kamis (6/8).
Tak hanya rusun, apartemen dan kondotel. Perum Perumnas membidik pembangunan 17.000 rumah hingga akhir tahun 2015 dengan realisasi 6.000-7.000 unit rumah per semester I/2015, artinya perusahaan harus membangun 10.000 rumah di semester II/2015 ini.
Adapun, rumah ini sebesar 70% untuk membangun rumah kelas bawah (subsidi), sisanya 30% untuk rumah menengah (komersial).
Modal
Nawir bilang, perusahaan membutuhkan dana Rp 2 triliun untuk membangun 17.000 rumah ini. Sayangnya, Perum Perumnas hanya memperoleh Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1 triliun. Untuk memenuhinya, perusahaan akan menerbitkan surat utang seperti medium term notes (MTN) sebesar Rp 500 miliar dan pinjaman bank sebesar Rp 500 miliar.
Kondisi modal yang mepet dan ekonomi yang melambat tidak mengurungkan niat Perum Perumnas membangun 17.000 unit rumah. Pasalnya, pembangunan rumah itu mayoritas untuk kelas bawah yang hanya memberikan dampak penurunan 10% penjualan karena perlambatan ekonomi, sedangkan pembangunan rumah kelas menengah dapat menurunkan 50% penjualan.
Lanjutnya, perusahaan BUMN ini akan membangun hotel dan perkantoran untuk kelas menengah guna memperoleh pendapatan berulang atau recurring income. Properti mixed use ini akan berdiri di Bandung dengan luas tanah 25.000 meter persegi berkapasitas 300 unit. Biaya investasi yang diperlukan sekitar Rp 200 miliar yang akan berasal dari pinjaman perbankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News