kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.430   57,00   0,35%
  • IDX 7.618   3,14   0,04%
  • KOMPAS100 1.065   5,05   0,48%
  • LQ45 805   1,84   0,23%
  • ISSI 256   1,72   0,68%
  • IDX30 416   0,88   0,21%
  • IDXHIDIV20 476   -0,82   -0,17%
  • IDX80 120   0,62   0,51%
  • IDXV30 123   0,46   0,37%
  • IDXQ30 133   0,19   0,15%

TKDN Alat Kesehatan Asal AS Terancam Dihapus, Begini Tanggapan Pelaku Usaha Lokal


Selasa, 29 Juli 2025 / 15:02 WIB
TKDN Alat Kesehatan Asal AS Terancam Dihapus, Begini Tanggapan Pelaku Usaha Lokal
ILUSTRASI. Industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri menghadapi tantangan baru seiring dengan berkembangnya kebijakan tarif impor AS. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/aww.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri menghadapi tantangan baru seiring kebijakan penghapusan persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), yang menjadi bagian dari kesepakatan dagang pemerintah AS dan Indonesia.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri, khususnya terkait keberlanjutan ekosistem alkes nasional.

Baca Juga: Alat Kesehatan AS Masuk Tanpa Hambatan, Saham Distributor Alkes Berpotensi Cuan?

Ketua Umum Himpunan Pengembangan Ekosistem Alat Kesehatan Indonesia (HIPELKI), Randy H. Teguh menekankan pentingnya kolaborasi antara produsen lokal dan pelaku impor untuk menghadapi tantangan baru tersebut. Dengan sinergi yang erat diharapkan akan tercipta ekosistem yang lebih kuat dan kompetitif.

"Yang penting, pemerintah sebagai regulator dapat menciptakan regulasi yang membuat playing field-nya menjadi normal. Artinya setiap pengusaha, baik impor maupun lokal, punya kesempatan untuk bersaing secara sehat," ujar Randy dalam keterangan resminya yang diterima Kontan.co.id, Selasa (29/7).

Randy menerangkan, peniadaan persyaratan TKDN ini dinilai akan menambah keruhnya situasi investasi dalam industri alkes domestik. 

HIPELKI mendorong pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis yang tepat agar tidak mengorbankan pembangunan ekosistem alkes nasional yang menjadi salah satu sektor strategis bagi upaya pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8%.

"Isu peniadaan TKDN sebagai hasil dari negosiasi tarif antara Amerika Serikat dan Indonesia telah membuat kondisi ekosistem alkes semakin keruh. Banyak investor yang jadi tidak percaya diri untuk menanamkan modal di sektor ini," terangnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI), Imam Subagyo, melihat adanya peluang ekspor ke Amerika Serikat dengan skema tarif baru yang menguntungkan Indonesia. Diakui bahwa AS menjadi salah satu negara tujuan utama ekspor produk alkes.

Baca Juga: Terancam Serbuan Produk Alkes AS, Kalbe Farma Fokus Bangun Kapabilitas Produksi Lokal

Dia menjelaskan bahwa produk alkes dari AS yang masuk ke Indonesia umumnya bersifat sangat spesifik dan berteknologi tinggi, yang saat ini belum bisa diproduksi secara lokal. Oleh sebab itu kebijakan impor produk alkes dari AS tidak mengganggu industri dalam negeri.

Meskipun demikian, berbagai pihak tetap mengingatkan bahwa kebijakan perdagangan internasional seharusnya tidak menghambat pembangunan industri dalam negeri. 

“Diperlukan kebijakan yang adil dan berimbang agar industri alat kesehatan Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pemain utama di kancah global,” kata Imam. 

Selanjutnya: Prabowo Ungkap Target Investasi 2025 Sudah Tercapai, Tapi Data Menunjukkan Berbeda

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Weekday 29-31 Juli 2025, Ayam Kampung Diskon hingga Rp 22.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×