Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Perusahaan Gas Negara (PGN), PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Wijaya Karya (Persero) dipastikan bakal bersinergi untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Rencananya, pembangunan PLTG berkpasitas 50 Megawatt (MW) – 60 MW ini akan memakan investasi senilai Rp 1 triliun dan onstream pada tahun 2017
Presiden Direktur AP II, Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangungan dan pengoperasian PLTG merupakan upaya untuk menjamin pemenuhan kebutuhan listrik di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pasalnya, pemenuhan kebutuhan listrik sangat erat kaitannya dengan pelayanan bandara.
Karena itu, kata Budi Karya, dengan berdirinya PLTG diharapkan bisa mengakhiri kasus padamnya listrik di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang berdampak pada turunnya tingkat pelayanan.
Namun, kata Budi, rencana pembangunan PLTG ini masih butuh waktu sekitar dua sampai tiga bulan untuk finalisasi. Setelah itu baru bisa dilakukan pembangunan konstruksi selama kurang lebih satu tahun.
“Sehingga bisa berjalan setidaknya satu tahun empat bulan. Terminal 3 Ultimate Maret 2017 dan kami akan perbaiki runway. Jadi, ketika even Asian Games dimulai, fasiltas ini bisa berjalan dengan baik. Juni tahun 2017 bisa beroperasi,” terangnya di Kantor Kementerian BUMN, Usai tandtangani kerjasama tersebut, Rabu (11/5).
Melalui perjanjian kerjasama tersebut, kata Budi Karya, ketiga perusahaan BUMN akan membentuk anak usaha dengan 51% saham dimiliki oleh PT Angkasa Pura II (Persero) dan sisanya WIKA serta PGN.
“Kami laporkan bahwa ide pembangunan pembangkit ini sudah lama, karena kebutuhannya sangat besar. Saat ini produksi pembangkit tersebut rencananya baru 60 megawatt (MW) dan ke depan bisa 150 MW. Sementera kalkulasi kasar, investasinya pembangunan pembangkit itu sekitar Rp 1 triliun,” tandas Budi.
Direktur Utama, PGN, Hendi Prio Santoso menambahkan, jika PLTG tersebut sudah rampung, PGN akan mensuplai gas kira-kira 14 juta kaki kubik per hari.
“Pembagian investasi masih dalam finalisasi. Pendanaan dari internal masing-masing,” terangnya di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (11/5).
Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo menimpali, melalui sinergi yang melibatkan tiga BUMN proyek pembangunan pembangkit listrik Bandara Soetta dapat berjalan maksimal.
Dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki, kata Bintang, proyek ini diharapkan dapat diwujudkan tepat waktu dan bisa memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.
“WIKA akan memberikan dukungan penuh bagi terwujudnya proyek PLTG di bandara Soetta. Sinergi bersama antara WIKA, PGN dan AP II akan semakin memperkuat peran strategis BUMN dalam pembangunan,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













