Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Edy Can
JAKARTA. Hasrat PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII memiliki pabrik gula akan segera terwujud. Rencananya, pada Desember 2012 mendatang, PTPN XII akan melakukan groundbreaking pembangunan pabrik gula di Banyuwangi, Jawa Timur.
Direktur Pemasaran dan Rencana Pengembangan PTPN XII Sugeng Budi Raharjo memaparkan, dalam tiga bulan ke depan akan dilakukan studi kelayakan. Dia mengklaim, pabrik gula di Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, ini akan mempunyai kapastias terpasang penggilingan tebu terbesar di Indonesia yakni sekitar 8.000 ton tebu per hari.
Bahkan, Sugeng menyatakan, pabrik tersebut termodern pertama di tanah air karena akan dilengkapi dengan mesin pengolah ethanol dan pupuk organik yang bahan bakunya diperoleh dari limbah ampas penggilingan tebu. "Kami harapkan pabrik akan dapat beroperasi mulai 2014 mendatang," tuturnya kepada KONTAN, Jumat (22/6).
PTPN XII telah menyediakan lahan sekitar 5.000 hektare bagi pembangunan pabrik gula ini. Nantinya lahan ini sebagian akan dipakai untuk lahan perkebunan tebu. Sugeng bilang, selama ini lahan tersebut kurang produktif karena hanya dimanfaatkan untuk penanaman tebu sekitar 2.900 ha, dan sisanya digunakan masyarakat setempat untuk penanaman tebu dan kayu.
Biaya pembangunan pabrik ini diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun. Namun, Sugeng mengatakan, kemungkinan biaya akan bertambah tergantung dari hasil studi kelayakan.
Menurutnya, sekitar 60%-65% biaya pembangunan pabrik ini akan berasal dari perbankan. Sedangkan, sisanya berasal dari para pemegang saham. Asal tahu saja, pembangunan pabrik ini merupakan PTPN XII, PTPN III dan PTPN XI. Nantinya ada anak usaha yang akan mengoperasikan pabrik gula ini.
Menurut Sugeng, ketiga perusahaan itu belum mencapai kata sepakat siapa pemegang saham terbesar anak perusahaan tersebut. "Kepastian persentasenya kepemilikan modal dari masing-masing perusahaan akan diputuskan dalam waktu dekat ini," ucapnya.
PTPN XII selama ini memproduksi sedikitnya lima komoditas utama, yakni kopi, karet, kakao, teh, serta produk kayu-kayuan seperti sengon dan jati. Pada 2011 lalu, pendapatan perusahaan pelat merah tersebut mencapai Rp1,2 triliun, dengan laba bersih Rp 135 miliar. Pada tahun ini, perusahaan tersebut menargetkan pendapatan naik sebesar 25% menjadi Rp 1,5 triliun, dan laba bersih Rp 141 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News