Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan fast-moving consumer goods (FMCG) PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) mengaku cukup berhati-hati dalam menargetkan pertumbuhan bisnisnya di tahun ini. Meski demikian, tahun 2019 yang diisi dengan pemilihan umum (pemilu) dipercaya bakal merangsang daya beli masyarakat, yang pada akhirnya mendorong sektor FMCG.
Lianne Widjaja, Presiden Direktur TGKA mengatakan kalau mengacu pada pengalaman pilpres tahun 2009 dan 2014, belanja pemerintah biasanya akan selalu meningkat menjelang berlangsungnya pesta demokrasi ini. "Tentunya ini berpengaruh juga pada kenaikan daya beli masyarakat dalam jangka pendek," kata Lianne kepada Kontan.co.id, Minggu (17/3).
Kondisi ini, kata Lianne, setidaknya dapat menjadi penopang sementara terjaganya daya beli masyarakat sembari menunggu kepastian politik setelah pilpres, dan mulai kembalinya geliat bisnis dan investasi dalam negeri. "Kami harus realistis dan hati-hati, sehingga masih dalam posisi wait and see," ujar Lianne terkait iklim investasi tersebut.
Menurutnya, industri perlu menunggu sampai ada kepastian politik dan adanya rencana-rencana ekonomi pemerintah yang lebih konkret dari pemenang pemilu presiden nanti.
Membaca daya beli ini pula, TGKA berkaca pada data inflasi terbaru. Beberapa tahun terakhir menurut Lianne, tingkat inflasi nasional masih berada di level yang relatif aman yaitu di kisaran 3%.
Lebih lanjut katanya untuk tahun 2019, pemerintah mematok target inflasi di 3,5%, dan actual inflation rate di Januari-Februari 2019 bahkan masih di bawah itu. "Artinya target inflasi yang relatif rendah itu tampaknya cukup realistis untuk dicapai di tahun 2019. Hal ini tentunya bagus untuk mendukung daya beli masyarakat," sebut Lianne.
Sementara itu, di tahun 2019 ini TGKA makin fokus mendistribusikan produknya melalui saluran-saluran e-commerce. Lianne berkaca pada kinerja distribusi melalui saluran-saluran e-commerce saat tahapan pilot project di tahun 2018 kemarin, maka tahun 2019 ini TGKA lebih optimis untuk meraih peningkatan revenue yang cukup signifikan melalui lini ini tersebut.
Selain itu, segmen penjualan buku-buku pendidikan juga sangat berpeluang meneruskan pertumbuhan sales yang signifikan di 2019. Di tahun 2018 kemarin saja segmen e-commerce ini kata Lianne telah mencapai 18% dari total pendapatan di tahun tersebut.
Adapun capaian di tahun kemarin, manajemen mengaku indikasi kinerja keuangannya sepanjang 2018 membukukan pertumbuhan pendapatan maupun laba bersih hingga double digit. Menurut Lianne, kontribusi penjualan terbesar tetap disumbang dari distribusi produk-produk consumer goods. Hanya saja pertumbuhan pendapatan yang signifikan terlihat di lini e-commerce dan segmen penjualan buku pendidikan.
Pertumbuhan laba bersih juga meningkat karena efek peningkatan penjualan serta improvement process dan langkah-langkah effisiensi yang berhasil dijalankan di 2018 lalu. Namun karena laporan keuangan tahun buku 2018 masih dalam proses audit, manajemen belum dapat menjabarkan detilnya.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan ini hingga kuartal III-2018, TGKA berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 8,87 triliun atau naik 20% dari periode yang sama sebelumnya sebesar Rp 7,36 triliun. Sementara laba bersih TGKA naik 37% menjadi Rp 212, 60 miliar dari sebelumnya Rp 154,46 miliar.
Adapun untuk penjualan buku pendidikan sampai September 2018 kemarin tercatat, Rp 279 miliar, naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp 132 miliar. Untuk itulah, Lianne mematok pertumbuhan divisi buku pendidikan tersebut sekitar 50% di 2019 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News