Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) masih belum melakukan ekspansi besar-besaran di tahun ini. Pasalnya sebagai perusahaan fast moving consumer goods (FMCG), permintaan terhadap produk FMCG diperkirakan belum mengalami kenaikan signifikan di 2020.
Lianne Widjaja, Presiden Direktur TGKA mengatakan, sebenarnya konsumsi FMCG di tingkat ritel di tahun ini diprediksi hanya tumbuh single digit saja. Kondisi tersebut belum banyak berubah, kecuali ada faktor pendorong misalnya penyaluran bantuan sosial oleh pemerintah ke masyarakat sehingga mengungkit daya beli.
Baca Juga: Tigaraksa Satria (TGKA) Beli 24,9% Saham Blue Gaz Senilai Rp 62 Miliar
Disamping itu dari segi peningkatan investasi baru, Lianne menyebut, penerapan omnibus law di masa mendatang diharapkan jadi angin segar bagi industri FMCG berekspansi. "Untuk sementara, ekspansi skala besar kami masih wait & see di periode awal 2020 ini," kata dia, kepada KONTAN, Senin (30/12).
Lebih lanjut ia bilang, perusahaan akan mempertimbangkan kembali untuk melakukan investasi berskala besar, setelah ada gambaran yang lebih pasti dan positif terkait pertumbuhan ritel FMCG di kuartal kedua tahun 2020. Sehingga manajemen belum dapat membagikan detil belanja modal di tahun ini.
Yang jelas sepanjang tahun lalu, perusahaan hanya menganggarkan capital expenditure dengan efisien senilai Rp 29 miliar saja. Keperluannya sebagian besar untuk merevitalisasi kebutuhan perkantoran dan gedung perseroan.
Sedangkan mengenai pertumbuhan bisnis, Tigaraksa Satria optimistis pertumbuhan sektor FMCG masih lebih baik dibandingkan tahun lalu, meski demikian perusahaan belum membeberkan targetnya.
Baca Juga: Tigaraksa raih kenaikan laba bersih hingga 47% di kuartal-III 2019
Sepanjang kuartal-III 2019 perusahaan memperoleh penjualan bersih Rp 10,28 triliun atau naik 15,8% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan kinerja salah satunya disokong oleh pertumbuhan tinggi dari segmen educational product, yang sebagian besar terdiri dari buku-buku pelajaran sekolah dan anak. Segmen bisnis educational product meski kontribusinya kecil namun di triwulan ketiga 2019 tumbuh paling tinggi diantara segmen lainnya mencapai 58% yoy menjadi Rp 442,37 miliar.
Adapun kontribusi terbesar masih dipegang produk susu, makanan ringan dan peralatan rumah tangga sebanyak Rp 9,57 triliun di triwulan ketiga 2019 atau tumbuh 15% yoy.
Selain mengandalkan produk FMCG umum seperti susu bubuk dan kebutuhan rumah tangga, TGKA juga memperkuat lini produk buku pelajaran serta mendorong jalur sales lewat e-commerce alias digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News