kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Tiktok Shop Dilarang Berdagang, Bagaimana Respon Pedagang Pasar Tanah Abang?


Rabu, 27 September 2023 / 05:22 WIB
Tiktok Shop Dilarang Berdagang, Bagaimana Respon Pedagang Pasar Tanah Abang?
ILUSTRASI. Pedagang di Pasar Tanah Abang memberikan dukungan kepada pemerintah soal larangan social commerce. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terkait kebijakan pemerintah yang melarang social commerce seperti TikTok Shop untuk berdagang, pedagang di Pasar Tanah Abang memberikan dukungannya. 

Riya, penjual Gamis di Pasar Tanah Abang mengatakan, kebijakan ini sangat disambut baik oleh para pedagang lantaran penjualan di TikTok Shop merusak harga pasar untuk produk UMKM. 

"Misalnya gamis saya jual Rp 150.000 per pieces tapi di TikTok Shop jual Rp 50.000 itu kan murah banget yah harganya. Pelanggan tentu belinya ke sana," ujar Riya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/9/2023). 

"Harapan kita dengan teman-teman pedagang di Tanah Abang memang sebaiknya TikTok Shop ditutup, TikTok boleh, tapi kayak tv saja sekedar hiburan dan menanyangkan iklan, konten, sudah sekadar itu saja," sambung Riya. 

Riya sendiri mengaku dirinya pernah mencoba jualan secara live di TikTok Shop. Dalam sehari dia menghabiskan waktu total 8 jam untuk berjualan live. Namun sayangnya, usaha dia tidak berbuah hasil. Live-nya hanya ditonton 10 orang atau akun. 

Baca Juga: TikTok Shop Belum Dikenai Pajak E-Commerce Meski Ada Transaksi Jual Beli

"Bayangkan saja, siang saya live 4 jam dan malam 4 jam total 8 jam. Tapi yang nonton cuma 10 orang yah karena saya tidak terkenal, akunnya bukan artis makanya yang nonton sedikit," ungkap dia. 

Riya juga mengatakan, kalaupun pemerintah memisahkan antara social commerce dan e-commerce tetap harus diawasi penjulannya. Sebab dikhawatirkan para platform bakar duit untuk membuat promo sehingga barang yang dijual menjadi lebih murah. 

"Kan bisa saja mereka bakar duit lagi yah artinya produknya lebih murah hingga tak masuk akal. Ujung-ujungnya produk kami kalah saing lagi," jelas dia. 

Hal ini juga diamini oleh Sekretaris Jenderal Sahabat UMKM (komunitas para UMKM) Faisal Hasan Basri.

Baca Juga: Tak Hanya TikTok, Pemerintah Larang Semua Media Sosial Dijadikan Tempat Jualan

Dia mengatakan, pemerintah harus bisa membuat regulasi yang ketat untuk melindungi UMKM. Adapun soal kebijakan pemerintah yang melarang social commerce berdagang bisa menjadi kebijakan yang menguntungkan dan merugikan. 

"Kenapa? Karena media sosial yang selama ini mereka gunakan sebetulnya selalu disisipkan link jualannya dan itu sah-sah saja. Cuma memang harga di social commerce itu kan murah yah sekarang makanya harus diatur dan pastinya pemerintah juga harus membuat regulasi ketat untuk barang import," kata dia. 

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah akan melarang social commerce seperti TikTok Shop untuk bertransaksi jual-beli dalam platformnya. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pedagang Pasar Tanah Abang Dukung Pemerintah Larang Tiktok Shop untuk Berjualan"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×