kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkat keterisian bioskop masih mini, ini cara Graha Layar Prima (BLTZ) bertahan


Senin, 29 Maret 2021 / 19:08 WIB
Tingkat keterisian bioskop masih mini, ini cara Graha Layar Prima (BLTZ) bertahan
ILUSTRASI. Bioskop CGV di Grand Indonesia yang sudah buka


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau sudah mendapat lampu hijau untuk membuka bisnisnya, ternyata industri bioskop belum juga keluar dari tekanan akibat dampak dari pandemi Covid-19. Ini dapat terlihat dari tingkat keterisian bioskop yang hingga kini masih rendah. 

Menurut Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin, rata-rata tingkat keterisian bioskop saat ini ada di kisaran 15%-20%. 

Hal tersebut pun dirasakan PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ). Jaringan CGV Cinemas pun mencatatkan penurunan jumlah pengunjung yang anjlok hingga lebih dari 75%.

Head of Sales and Marketing BLTZ Manael Sudarman menyebutkan, sejak CGV dibuka kembali pada bulan Oktober 2020 lalu, pertumbuhan pengunjung masih naik turun. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan kondisi tersebut. 

Pertama, kebijakan pembatasan sosial dan regulasi pemerintah setempat. Kedua, ketersediaan film yang belum konsisten. Ketiga, kebijakan buka-tutup bioskop di akhir tahun lalu dan hari libur panjang atau weekend di beberapa daerah.

Meski belum bisa membuka data pengunjung bioskop CGV saat ini, yang pasti tingkat keterisian sesuai dengan regulasi di wilayah tersebut, dengan rata-rata masih di angka 50%. Adapun dari 68 bioskop CGV, sekarang baru 38 bioskop yang sudah buka layar.

CGV pun memasang strategi agar mampu bertahan di tengah himpitan pandemi. Pertama, negosiasi dengan pemilik lahan atau gedung untuk bisa mengurangi biaya-biaya sewa tempat usaha.

Baca Juga: Masih banyak bangku kosong, tingkat keterisian bioskop baru 15%-20%

 

Kedua, kolaborasi dengan para pelaku industri film dalam mempersiapkan film-film lokal terbaru yang akan ditayangkan di bioskop CGV. Ketiga, menstabilkan bisnis dengan menurunkan sebisa mungkin beban biaya usaha atau operasional.

Keempat, perluasan fungsi auditorium bioskop untuk kegiatan-kegiatan non-film. Seperti untuk pentas seni, acara korporasi hingga sewa untuk kebutuhan pribadi atau grup.

"Juga kemitraan strategis dengan layanan keuangan digital yang mempermudah pengguna untuk bertransaksi di CGV," ujar dia kepada Kontan.co.id, Senin (29/3).

Kata Manael , masih terlalu dini untuk memproyeksikan pemulihan industri film dan bisnis bioskop di tahun ini. Meski begitu, BLTZ masih berencana untuk melakukan ekspansi bioskop CGV. Namun, Manael belum menyampaikan secara rinci mengenai rencana ekspansi tersebut.

"Masih terlalu dini untuk memproyeksi bisnis bioskop CGV di tahun ini. Masih ada bioskop kami yang menunggu instruksi pemerintah setempat untuk operasional kembali. Namun, CGV di tahun ini ada rencana untuk melakukan ekspansi bisnis ke beberapa kota," pungkas Manael.

Selanjutnya: Graha Layar Prima (BLTZ) kembali buka operasional bioskop di Purwakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×