kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkat Kunjungan ke Pusat Perbelanjaan Akan Meningkat Saat Libur Lebaran


Kamis, 28 April 2022 / 19:00 WIB
Tingkat Kunjungan ke Pusat Perbelanjaan Akan Meningkat Saat Libur Lebaran
ILUSTRASI. Momentum musim Lebaran tahun 2022 membawa berkah bagi para pelaku usaha ritel dan pusat perbelanjaan.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum musim Lebaran tahun 2022 membawa berkah bagi para pelaku usaha ritel dan pusat perbelanjaan.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, pusat kunjungan ke pusat perbelanjaan di periode Ramadan sudah terjadi pada akhir pekan lalu. Kemudian, tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan akan kembali meningkat lagi pada saat hari kedua Idulfitri.

Secara umum, APPBI memperkirakan peningkatan kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan selama bulan Ramadan yang dilanjut ke Hari Raya Idulfitri mencapai kisaran 70% pada tahun 2022, atau lebih tinggi dibandingkan tingkat kunjungan di periode yang sama tahun lalu yang mentok sekitar 30%.

Peningkatan kunjungan pada saat Ramadan dan Idulfitri diharapkan nantinya dapat membuat rata-rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan sepanjang tahun 2022 mencapai 70%--80%. “Perkiraan ini lebih baik dari tahun 2020 yang mana tingkat kunjungannya hanya mencapai 50% dan tahun 2021 yang hanya mencapai 60% dibandingkan dengan sebelum pandemi,” kata Alphonzus, Kamis (28/4).

Baca Juga: Rekomendasi Saham Emiten Retail di Tengah Potensi Perbaikan Daya Beli

Dia menambahkan, tingkat okupansi pusat perbelanjaan telah berangsur-angsur membaik semenjak pemerintah memberlakukan berbagai pelonggaran aktivitas masyarakat. Proyeksi APPBI, rata-rata tingkat okupansi pusat perbelanjaan di tahun 2022 akan lebih baik dari tahun 2021 yakni menjadi sekitar 70%-80%, walau angka ini belum menyamai level saat kondisi normal sebelum pandemi yang berkisar 80%-90%.

Adapun kategori barang atau produk yang paling dicari oleh konsumen selama Ramadan adalah busana atau pakaian dan keperluan rumah tangga. “Sedangkan pada saat Idulfitri nanti adalah makanan dan minuman serta hiburan,” imbuh Alphonzus.

APPBI pun menilai, Ramadan dan Idulfitri tahun ini menjadi momentum penting yang menentukan bagi pemulihan kondisi usaha di tengah ketidakpastian global yang masih terjadi. Terlebih lagi, para pelaku usaha ritel dan pusat perbelanjaan cukup terbantu mengingat tren kasus Covid-19 di Indonesia tampak melandai sebelum dan selama masa Ramadan.

“Jika kondisi tersebut berhasil dijaga sampai dengan nanti setelah Ramadan dan Idulfitri, maka akan memudahkan proses percepatan pemulihan kondisi usaha,” kata Alphonzus.

Baca Juga: Sektor Properti Mulai Pulih, Prospek DIRE Dinilai Kembali Menjanjikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×