kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkatkan layanan gas bumi, PGN (PGAS) kembangkan berbagai aplikasi digital


Jumat, 23 Oktober 2020 / 09:54 WIB
Tingkatkan layanan gas bumi, PGN (PGAS) kembangkan berbagai aplikasi digital
ILUSTRASI. Karyawan?PGN meninjau utilisasi gas yang digunakan pada sebuah industri.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai bagian dari Sub Holding gas PT Pertamina (Persero) berkomitmen terus pengembangan infrastruktur pemanfaatan gas bumi. Kini, PGN telah mengelola 96% infrastruktur gas bumi dan melayani lebih dari 417.000 pelanggan di sektor industri komersial, rumah tangga, UMKM, pembangkit listrik, dan transportasi melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).

Seiring dengan perluasan utilisasi gas bumi, PGN menerapkan program Sapta PGN untuk memperkuat kinerja operasional dan melayani kebutuhan gas bumi secara terintegrasi. Di tengah tantangan-tantangan pengelolaan bisnis gas bumi di era digital, diperlukan inovasi melalui digitalisasi. 

Oleh karena itu, emiten berkode saham PGAS tersebut melakukan transformasi digital dengan mengembangkan aplikasi digital untuk mendukung kegiatan operasional dan pencapaian visi misi perusahaan.

Direktur Komersial PGN Faris Aziz mengungkapkan, PGN menggunakan model 4C (Change, Competitor, Company, dan Customer) untuk melakukan pemetaan dan merumuskan strategi transformasi digital yang bisa mendukung kinerja bisnis PGN. Dalam penerapan model 4C, PGN fokus pada value "Change” yang sangat relevan dengan transformasi digital.

Baca Juga: Pertamina targetkan kapasitas terpasang PLTP capai 1,3 GW di 2025

Menurut Faris, PGN memiliki Integrated Control System (ICS) yang mendukung operasional perusahaan. Dalam hal ini, ICS difokuskan pada operasional terkait dengan pelayanan gas bumi untuk seluruh pelanggan. 

Pelayanan ini tentu harus memberikan kepuasan bagi pelanggan seiring dengan pola pikir pelanggan yang sudah berubah dalam penggunaan gas bumi. 

"Adanya perubahan pola penggunaan gas oleh pelanggan mengharuskan PGN melakukan penyesuaian untuk meningkatkan kepuasan pelanggan,” jelas Faris dalam siaran pers yang diterima Kontan, Kamis (22/10).

Faris mengungkapkan, dengan menggunakan ICS, PGN melakukan otomatisasi dan digitalisasi sistem yang dapat mempersingkat waktu dan melakukan efisiensi dalam biaya operasional.

ICS mengubah pengelolaan data manual menjadi online secara real time. Data diperoleh mulai dari stasiun gas bumi, kemudian masuk ke AMR, serta AVE semacam software yang berfungsi untuk menarik data dari divisi yang terhubung dengan pelanggan. 

Berikutnya data masuk ke dalam gas management application di mana terdapat aplikasi-aplikasi digital yang dapat mempermudah pelanggan PGN maupun dari sisi PGN. Adapaun aplikasi-aplikasi tersebut di antaranya PGN Mobile, E-NOL, dan Sales Force.

“PGN Mobile adalah suatu aplikasi yang bebasis mobile tersedia di Google Play dan Appstore. Ini menjadi kemudahan bagi pelanggan gas PGN untuk mendapatkan informasi tentang tagihan, pemakaian gas, dan digunakan PGN untuk melakukan edukasi kegiatan promosi. Saat ini sekitar 25.943 pelanggan sudah menggunakan PGN Mobile,” ungkap Faris.

Singkatnya, lewat PGN Mobile, pelanggan bisa mengakses informasi tentang tagihan bulanan, informasi pemakaian gas secara real time, dan rincian pemakaain gas dapat dilihat dari jam, harian, dan bulanan.

Selanjutnya, E-NOL atau Online GAS Agreement Management merupakan aplikasi untuk memproses persetujuan berlangganan gas atau amandemen pelanggan gas. Jadi, bagi masyarakat yang ingin menjadi pelanggan baru PGN, sudah bisa dilakukan online. 

“Adanya E-NOL dapat mempercepat waktu pemrosesan, meminimalkan terjadinya human error, memudahkan dalam menelusuri dokuman, dan lebih ramah lingkungan karena paperless,” imbuh Faris.

Selanjutnya, aplikasi Sales Force yang telah dipakai PGN sejak tahun 2018 untuk mencatat dan memonitor aktivitas penjualan secara online dan terintegrasi. Alur Sales Force dimulai dari Sales Activity berupa advertise atau pengenalan produk dan bisnis PGN kepada pelanggan sampai dengan manage customer relationship.

Dari dua hal tersebut, maka akan menghasilkan suatu dashboard yang menampilkan sales progress, real time sales, integrated sales, customer magement monitoring, dan progress penyambungan pipa gas. Aplikasi ini dapat diakses oleh Head Office Sales dan Sales Cost yang ada di area-area penjualan gas PGN.

Direktur Teknologi dan Infrastruktur PGN Redy Ferryanto menambahkan, selain aplikasi digital untuk kepentingan komersial dan terkait dengan pelanggan, PGN juga memiliki aplikasi digital untuk mendukung aspek operasional dan teknikal di perusahaan yaitu SCADA. Aplikasi SCADA berfungsi untuk melakukan pengawasan penyaluran gas bumi dan akuisisi data dari setiap stasiun gas bumi yang ada di seluruh Indonesia secara real time.

Baca Juga: PGN: Kebijakan harga gas US$ 6 per MMBTU mulai brdampak pada pemulihan industri

Dari SCADA juga bisa dilakukan proses maupun kontrol dalam mengendalikan tekanan gas bumi dan pengendalian aliran gas. Redy menjelaskan, SCADA berguna pada sisi keamanan, karena bisa digunakan dalam penanganan ketika terjadi emergency shutdown valve dan gangguan teknis lainnya.

Kemudian, PGN memiliki aplikasi SIPGAS atau Sistem Informasi Penyaluran Gas yang berisi data-data seperti volume, temperatur, nilai kalori, komposisi, tekanan gas, dan sebagainya untuk memudahkan tim teknis PGN dalam memonitor pergerakan gas bumi dan infrastruktur penunjangnya.

Selanjutnya, DIGIO atau Digital Infrastrukture Geophical Information System merupakan salah satu aplikasi pemetaan digital yang membantu PGN dalam pemetaan infrastruktur gas bumi. "Kami bisa melihat pipa transmisi dan distribusi, sehingga sangat membantu dalam melakukan monitoring dan kegiatan operation and maintenance infrastruktur gas,” jelas Redy.

Selanjutnya: Perta Arun Gas dan Natuna Eton Energy bangun LNG tank storage senilai US$ 300 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×