Reporter: Aprillia Ika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Peluang menimba laba dari dunia pendidikan memang sangat menggiurkan. Apalagi di negara berkembang dengan taraf pendidikan yang belum terlalu tinggi seperti Indonesia. Di negeri ini, pendidikan ala barat, langsung mendapat tempat.
Tak heran jika persaingan antar sekolah berstandar internasional makin ketat. Di Indonesia, setidaknya ada sekitar 300 sekolah dengan standar nasional plus dan standar internasional. Sepertiganya bahkan berdomisili di Jakarta.
Semua sekolah tersebut rata-rata menawarkan kurikulum dari luar negeri. Misalnya saja, kurikulum sekolah di Singapura atau di Australia.
Hanya saja, sekolah berstandar nasional plus masih menyisipkan pelajaran dalam bahasa Indonesia. Serta, memilih awal tahun pelajaran yang sama dengan sekolah lokal lainnya. Sementara, sekolah berstandar internasional sudah sepenuhnya menggunakan kurikulum luar negeri dan memulai tahun ajaran baru setiap bulan Januari, bukan Juli.
Oleh karena itu, para orang tua siswa harus bijak memilah dan memilih sekolah mana yang terbaik bagi masa depan buah hati mereka. "Jika ingin serius memilih pendidikan terbaik buat buah hati, pertama-tama lihat dulu konsep sekolah tersebut," ujar Denny Rahman, Executive Director PT Exhibition Network Indonesia (Xnet). Xnet sendiri merupakan penyelenggara pameran 35 sekolah nasional plus dan internasional di Jakarta Convention Center. Mulai tanggal 5 Desember sampai tanggal 7 Desember mendatang.
Menurut Denny, konsep sebuah sekolah perlu diselaraskan dengan konsep yang dimiliki oleh keluarga yang akan memasukkan anaknya kesana. Yaitu, apakah konsep sekolah tersebut sesuai dengan latar belakang religi keluarga serta metode pembelajaran apa yang dipakai sekolah tersebut.
"Konsep ini harus disesuaikan dengan minat dan bakat si anak. Sehingga tujuannya adalah bukan mencari sekolah yang bagus, akan tetapi sekolah yang tepat buat si anak," lanjut Denny.
Lantas, calon orang tua murid juga harus jeli melihat kualitas guru-guru dan pengajar di sekolah tersebut. "Jangan sampai, sang guru terpatok pada alat pembelajaran berupa buku dan papan tulis semata. Sementara alat pembelajaran kan beragam jumlahnya," kata Denny.
Terakhir, lihat juga bagaimana kondisi keuangan keluarga. Pasalnya, biaya sekolah nasional plus dan sekolah internasional jauh lebih mahal dibandingkan dengan sekolah lokal. Rata-rata sekolah seperti ini mematok harga dari Rp 5 juta sampai Rp 20 juta hanya untuk uang pangkal saja. Belum uang bulanannya yang berkisar antara Rp 1 juta sampai Rp 5 jutaan.