Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sandimas Group berniat melakukan initial public offering di Bursa Efek Indonesia. Namun rencana itu baru akan terealisasi dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini sesuai dengan pipeline ekspansi usaha jangka panjang perusahaan.
Hasan Basli, Chief Financial Officer Sandimas Group menyampaikan bahwa perusahaan sudah memiliki rencana pengembangan bisnis jangka panjang. Oleh karena itu, sumber pendanaan dari luar juga diperlukan untuk menopang pertumbuhan bisnis.
"Kami mau IPO tadinya tahun 2023, cuma karena perkembangan market belum sesuai mungkin tahun 2025 untuk IPO. Kami konsolidasikan dulu anak-anak usaha, ya minimum kalau valuationnya sudah Rp 5-6 triliun baru IPO," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (16/10).
Saat ini, menurutnya valuasi dari perusahaan baru menyentuh Rp 1 triliun sehingga masih perlu dikembangkan sebelum melantai. Dirinya mengatakan rencana IPO tersebut merupakan bagian dari ekspansi jangka panjang perusahaan.
"Bahan material kan bukan hanya keramik dan sanitary, yang kami lagi tuju ke depan itu jangan hanya kemarik dan sanitary tapi di luar itu juga, jadi pengembangan bisnis dan range produk," lanjutnya.
Namun dirinya mengatakan bisa saja rencana tersebut dipercepat bila memang kondisi pasar bagus. Setidaknya perusahaan harus mencermati kondisi setelah pemilu presiden tahun depan untuk melihat potensi pasar.
Menurutnya pendanaan dari pasar modal memang lebih murah dibandingkan pinjaman. Saat ini, untuk mendukung ekspansi usaha, perusahaan melakukan pinjaman dari perbankan nasional yang mencapai 40% sedangkan sebanyak 60% berasal dari kas internal.
?"Pendanaan lebih murah kalau dari pasar modal, kami tidak mungkin IPO terus pulang, tetapi dapat pendanaan itu supaya dapat bertumbuh lebih tinggi lagi. Sekarang kami lagi siap-siap, kan kami punya anak usaha yang belum terkonsolidasi dan kami lagi coba konsolidasikan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News