Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen es krim, PT Campina Ice Cream Industry Tbk mencatatkan kinerja yang prima pada tahun lalu.
Sepanjang tahun 2019 silam, emiten berkode saham CAMP ini membukukan pertumbuhan penjualan bersih sekitar 7,05% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1,02 triliun. Sebelumnya, penjualan bersih CAMP hanya mencapai Rp 961,13 miliar di tahun 2018.
Sekretaris Perusahaan Campina Ice Cream Industry Sagita Melati mengatakan, pertumbuhan penjualan di tahun 2019 dipicu oleh beragam upaya, salah satunya peluncuran produk baru.
Tidak kurang ada lima produk baru setidaknya yang diperkenalkan di sepanjang tahun 2019 yang antara lain meliputi Gold Ribbon, hula-hula jagung, summer barz, Frozen dan terakhir Concerto Midi Strawberry.
Baca Juga: Ini ikhtiar Campina Ice Cream (CAMP) untuk menjaga penjualan di tengah pandemi corona
Kendati demikian, Sagita tidak memungkiri bahwa kenaikan penjualan yang berhasil dibukukan tidak diraih secara cuma-cuma. Pasalnya, selain meluncurkan produk-produk baru, CAMP juga berupaya meningkatkan iklan dan promosi guna meningkatkan kesadaran merek atau brand awareness serta menjaga kinerja penjualan.
Menurut Sagita, hal ini perlu dilakukan dalam menghadapi persaingan di pasar es krim yang semakin ketat. Oleh karenanya, anggaran untuk membiayai iklan dan promosi pun digelontorkan untuk membiayai kerja sama dengan pihak penyokong merek alias brand endorser.
“Sebagai contoh kita bekerja sama dengan selebriti seperti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina menjadi brand endorser untuk meningkatkan brand awareness di kalangan milenial,” ujar Sagita kepada Kontan.co.id pada Jumat (15/5).
Seiring dengan hal ini, beban penjualan CAMP naik sekitar 24,80% yoy dari semula Rp 179,39 miliar di tahu 2018 menjadi Rp 223, 89 miliar pada tahun 2019 lalu. Kenaikan tersebut mengirimi kenaikan pada sisi beban pokok penjualan yang juga naik sekitar 12,06% yoy dari Rp 380,49 miliar di tahuhun 2018 menjadi Rp 426,41 miliar pada tahun 2019.
Baca Juga: Ada Pembatasan Sosial Karena Corona, Bisnis Es Krim Campina Sepi
Meski begitu, CAMP juga berhasil menekan pengeluaran pada sejumlah pos beban. Beban administrasi dan umum misalnya, tercatat turun sekitar 4,94% yoy menjadi Rp 289,33 miliar di tahun 2019. Sebelumnya beban administrasi dan umum CAMP tercatat sebesar Rp 304,38 miliar di tahun 2018.
Penurunan juga dijumpai pada pos beban keuangan. Melansir laporan keuangan tahun 2019, beban keuangan CAMP tercatat turun sekitar 93,95% yoy menjadi Rp 616,96 juta di tahun 2019. Sebelumnya, beban keuangan CAMP tercatat sebesar Rp 10,19 miliar di tahun 2018.
Di sisi lain, CAMP juga berhasil membukukan kenaikan pada sisi pendapatan operasional lainnya dan pendapatan keuangan.
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2019, pendapatan operasional lainnya melesat 110,92% yoy dari semula Rp 1,83 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 3,86 miliar pada tahun 2019 lalu.
Sementara itu, pendapatan keuangan naik 24,56% yoy dari Rp 7,42 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 9,25 miliar pada tahun 2019.
Alhasil, CAMP berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sekitar 23,90% yoy menjadi Rp 76,75 miliar di tahun 2019. Sebelumnya, laba bersih CAMP tercatat sebesar Rp 61,94 miliar di tahun 2018.
Baca Juga: Pendapatan tembus Rp 1 triliun, kinerja Campina Ice Cream (CAMP) di 2019 ciamik
Melihat pencapaian di tahun 2019, CAMP bakal terus berupaya menjaga kinerja penjualan. Salah satu upaya yang dilakukan di antaranya dengan melakukan inovasi penjualan secara daring melalui sistem pengiriman ke rumah atawa home delivery.
Selain itu, CAMP juga berencana melakukan penyegaran citra merek atau brand image Campina agar menjadi lebih terasa muda, kekinian, dan sejalan dengan tren yang ada di zaman millenninal. Caranya yakni dengan berkolaborasi bersama Widi `Maliq & D`Essentials` untuk memperkenalkan pembaharuan jingle Campina.
“Upaya pembaharuan jingle ini salah satunya bertujuan untuk dapat meningkatkan brand awareness pada masyarakat,” imbuh Sagita.
Per 31 Desember 2019 lalu, aset CAMP tercatat sebesar Rp 1,05 triliun. Angka ini terdiri atas ekuitas sebesar Rp 935,39 miliar dan liabilitas sebesar Rp 112,13 miliar.
Sementara itu, saldo akhir kas dan setara kas tercatat sebesar Rp 348,06 miliar per 31 Desember 2019 lalu. Angka tersebut lebih besar sekitar 23,80% dibanding saldo awal kas dan setara kas yang tercatat sebesar Rp 281,13 miliar pada tahun buku 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News