kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Torishima bidik bisnis pompa untuk pembangkit listrik


Jumat, 08 Oktober 2010 / 12:31 WIB
Torishima bidik bisnis pompa untuk pembangkit listrik
PASUKAN ANGKATAN DARAT


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Produsen mesin pompa industri PT Torishima Guna Engineering (TGE) akan fokus menyasar bisnis pompa untuk pembangkit listrik. Pasalnya, sektor tersebut sedang bertumbuh pesat.

Pelaksanaan proyek pembangkit listrik 10.000 MW tahap II juga akan mengerek permintaan pompa bagi industri selama 10 tahun ke depan. "Bisnis pompa industri akan tumbuh 20%-30% tiap tahun," kata Ridwan Setiadi, Presiden Direktur TGE, saat peluncuran empat produk pompa pembangkit listrik di pabriknya di Pulau Gadung, Jakarta, Kamis (7/10).

TGE meluncurkan empat jenis produk pompa pembangkit untuk mengisi pasar pompa pembangkit listrik yang masih menganga. Harga jualnya sekitar Rp 100 juta-Rp 6 miliar per unit, jauh lebih mahal dibandingkan harga pompa industri standar untuk perhotelan atau manufaktur.

TGE memiliki kapasitas produksi pompa pembangkit listrik sebesar 400 unit per tahun. Namun hingga saat ini, kapasitas terpakai baru sekitar 15%. Walhasi, saat ini TGE memproduksi pompa 60 unit per tahun.

Pada tahun 2011, Ridwan mengatakan, perusahannya akan mampu menaikkan utilitas produksi TGE menjadi 25% sehingga produksi pompa pembangkit 100 unit.

Selain pompa pembangkit listrik, TGE juga memproduksi pompa industri standar. Kapasitas pabrik pompa jenis ini adalah 10.000 unit per tahun dan utilitasnya sudah mencapai 100%.

Tahun ini, Ridwan menargetkan penjualan pompa industri dan pompa pembangkit sebesar 10.000 unit, naik 30% daripada realisasi penjualan tahun lalu yang sebanyak 7.692 unit. Ridwan berharap perusahaannya akan meraup pendapatan sebesar US$ 20 juta atau naik dari pendapatan tahun lalu yang sebesar US$ 15 juta.

Direktur Industri Mesin dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian Chanty Triharso, membenarkan, kebutuhan pompa pembangkit listrik memang akan terus naik. Sebab, pemerintah sedang menggalakkan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap kedua. "Hal tersebut akan mendorong pertumbuhan industri pompa berkapasitas besar," ujarnya

Menurut Triharso, saat ini nilai impor pompa industri terus meningkat. "Pertumbuhan impor pompa industri mencapai 2% per tahun," kata Triharso. Tahun 2009 kemarin, nilai impor pompa industri mencapai US$ 800 juta.

Dalam perdagangan pompa ini, Indonesia memang masih defisit. Soalnya, ekspor Indonesia hanya senilai US$ 300 juta tahun lalu. Ekspor tersebut berasal dari 20 perusahaan produsen pompa. Kapasitas produksi pompa yang ada sekarang adalah 2,6 juta unit per tahun.

Walaupun pasar pompa pembangkit listrik di dalam negeri terbuka lebar, Triharso mewanti-wanti agar Torishima meningkatkan kualitas pompa, agar industri pompa dalam negeri bisa bersaing dengan pompa impor. Tanpa itu, pompa buatan lokal kalah bersaing. Apalagi, saat ini saja harga jual pompa industri impor 20%-30% lebih murah daripada pompa buatan lokal.

Toh Ridwan mengaku tidak takut menghadapi serbuan pompa impor. Ia yakin kualitas pompa TGE sudah bisa bersaing. Apalagi, saat ini TGE juga sudah mengekspor produksinya ke Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×