Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Perusahaan minyak dan gas (migas) asal Perancis, Total Exploration and Production (E&P) Indonesie belum bisa membeberkan rencana produksi migas di Blok South Sageri, Sulawesi Selatan. Sebab, perusahaan itu masih mengevaluasi rencana pengeboran di blok tersebut.
Total E&P memastikan, evaluasi itu tidak berkaitan dengan tak kunjung disetujuinya proposal periode transisi pengelolaan Blok Mahakam, Kalimantan Timur, yang kini mereka ajukan. Kontrak Total E&P di Blok Mahakam berakhir tiga tahun lagi. "Kegiatan eksplorasi di Blok South Sageri ini tergantung pada potensi dari prospek yang ada di blok tersebut," ujar Vice President Human Resource, Communication & General Services Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto kepada KONTAN, (12/10).
Asal tahu saja, beberapa waktu lalu, Vice President Asia Pacific Total E&P Jean-Marie Guillermou mengatakan, perusahannya sudah mengajukan proposal masa transisi selama lima tahun pasca berakhirnya kontrak di Blok Mahakam pada 31 Desember 2017. Selama masa transisi itu, Blok Mahakam akan dikelola oleh operating body yang terdiri dari konsorsium tiga perusahaan. Ketiganya adalah Total E&P (35% interest), perusahaan migas dari Jepang Inpex (35% interest) dan PT Pertamina (30 % interest).
Selain itu, Total E&P juga berjanji akan mentransfer pengetahuan dan pengalaman mereka untuk mengembangkan keahlian serta memberikan bantuan teknis bagi operating body tersebut. Perusahaan itu juga berjanji menginvestasikan dana US$ 2,5 miliar per tahun selama masa transisi untuk mengatasi penurunan produksi alamiah dari Blok Mahakam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News