Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Total nilai perdagangan Indonesia dengan Chile pada periode Januari-Maret atau kuartal-I 2025 sebesar US$ 120,2 juta.
Menurut catatan Kementerian Perdagangan (Kemendag), nilai ini meningkat 8,67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 2024, yang sebesar US$ 110,5 juta.
Sementara jika ditotal sepanjang tahun 2024, nilai perdagangan Indonesia–Chile tercatat sebesar US$ 471,9 juta dengan nilai ekspor Indonesia ke Chile sebesar US$ 337,6 juta dan impor sebesar US$ 135,5 juta.
Dengan demikian, Indonesia surplus neraca perdagangan terhadap Chile sebesar US$ 201,9 juta.
Baca Juga: Indonesia Catat Surplus Perdagangan dengan Korsel US$ 457,3 Juta pada Kuartal I-2025
Produk utama Indonesia yang diekspor ke Chile, antara lain, kendaraan bermotor lainnya, alas kaki, serta kertas dan kertas karton yang tidak dilapisi.
Sedangkan produk yang diimpor Indonesia dari Chile, antara lain, tembaga murni dan paduan tembaga tidak ditempa, bubur kayu, ikan beku, kayu yang digergaji, dan pati Inulin.
Lebih lanjut, guna meningkatkan perekonomian antar kedua negara, dalam pertemuan antara Menteri Perdagangan RI Budi Santoso dan Wakil Menteri Perdagangan Chile Claudia Sanhueza pada Kamis, (15/5) di Jeju, Korea Selatan, Indonesia dan Chile saling memberikan dukungan dalam hal aksesi ke kerja sama perdagangan regional.
Di satu sisi, Indonesia mendukung minat Chile untuk aksesi ke Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Di sisi lain, Indonesia meminta dukungan Chile agar proses aksesi Indonesia ke Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) dapat berjalan progresif.
“Indonesia menyambut baik dan mendukung langkah Chile untuk melakukan aksesi ke RCEP. Selain itu, Indonesia meminta dukungan Chile dalam aksesi Indonesia ke CPTPP. Kami harap, aksesi Indonesia dan Chile ke dalam kerja sama perdagangan regional akan semakin meningkatkan perekonomian masing-masing negara dan turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kawasan,” ungkap Budi melalui keterangan resminya, Senin (19/5).
Dalam pertemuan kali ini, Indonesia meminta dukungan penuh Chile agar Accession Working Group dapat segera terbentuk. Sehingga, Indonesia bisa memulai proses negosiasi akses pasar, antara lain, pada perdagangan barang, jasa, investasi, dan pengadaan pemerintah.
Baca Juga: Inggris dan Uni Eropa Sepakati Standar Pangan untuk Pangkas Birokrasi Perdagang
Selain itu, Mendag Budi dan Wamendag Sanhueza juga membahas perkembangan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Chile (Indonesia-Chile CEPA).
Budi mengapresiasi Chile yang telah menyelesaikan proses ratifikasi Protokol Perdagangan Jasa (Trade in Services/TIS) Indonesia-Chile CEPA.
Sementara itu, Indonesia sedang dalam tahap akhir ratifikasi dan berkomitmen agar proses tersebut dapat selesai sesegera mungkin.
Ada pun, Indonesia mendukung dimulainya perundingan bidang investasi dalam kerangka IC-CEPA. Indonesia dan Chile juga akan melaksanakan General Review untuk IC-CEPA setelah implementasi Protokol IC-CEPA TIS pada 2025.
“Indonesia berkomitmen agar proses ratifikasi Protokol IC-CEPA TIS dapat diselesaikan sesegera mungkin agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh kedua negara. Indonesia juga berkomitmen menyampaikan focal point untuk negosiasi isu-isu investasi dalam kerangka IC-CEPA secepatnya,” pungkas Budi.
Selanjutnya: Indonesia Catat Surplus Perdagangan dengan Korsel US$ 457,3 Juta pada Kuartal I-2025
Menarik Dibaca: ASRI dan Unilever Bersiap Edukasi 200.000 Murid dan Guru soal Sustainability
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News