kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tower Bersama Infrastructure (TBIG) Anggarkan Belanja Modal Rp 4 Triliun di 2024


Sabtu, 20 Januari 2024 / 11:11 WIB
Tower Bersama Infrastructure (TBIG) Anggarkan Belanja Modal Rp 4 Triliun di 2024
ILUSTRASI. Tower Bersama Infrastructure (TBIG) anggarkan belanja modal (capex) hingga Rp 4 triliun di tahun 2024


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menyiapkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) di kisaran Rp 3 triliun sampai Rp 4 triliun untuk tahun 2024.

Dana capex akan digunakan untuk mendukung kinerja TBIG di tahun ini. 

Direktur TBIG Helmy Yusman Santoso secara singkat menuturkan, pihaknya akan terus bertumbuh secara organik tahun ini.

"Tahun 2024 TBIG akan terus bertumbuh secara organik, baik untuk infrastruktur menara maupun kabel serat optik," ujarnya kepada Kontan, Jumat (19/1). 

Alokasi capex tersebut, sebagian besar akan difokuskan pada ekspansi organik yang dilakukan. Namun demikian, pihaknya enggan membeberkan pencapaian hingga akhir 2023 serta target baru yang akan dibidik di 2024.

Baca Juga: Tower Bersama (TBIG) Siap Kembali Bersaing di Tahun 2024, Intip Rekomendasi Sahamnya

Sebagai informasi, pada tahun 2023, TBIG mengalokasikan capex sebesar Rp 3 triliun untuk pengembangan menara dan jaringan fiber optic. TBIG juga membidik target penambahan penyewaan 300.000 tenants dan 30.000 kilometer jaringan fiber optic di tahun 2023.

Di kuartal III 2023 TBIG mencetak pendapatan senilai Rp 4,95 triliun. Nilai itu naik 0,62% secara tahunan atawa year on year (YoY) dari Rp 4,92 triliun. 

Pendapatan TBIG ini dikontribusikan dari pendapatan sewa dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) senilai Rp 1,69 triliun. Pendapatan dari Telkomsel ini berkontribusi sebesar 34,21% ke total pendapatan TBIG.

Selanjutnya dari PT Indosat Tbk. (ISAT) senilai Rp 1,43 triliun yang berkontribusi 28,88%, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) yang berkontribusi 17,50%, dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sebesar Rp 409,39 miliar dengan kontribusi 8,27% ke pendapatan.

Namun demikian, secara keseluruhan segmen menara telekomunikasi yang berkontribusi 99,37% dari total pendapatan TBIG atau setara dengan Rp 4,7 triliun, tersebut, turun 3,73% YoY dari Rp 4,89 triliun per kuartal III 2022.  

 

Sementara pendapatan dari serat optik TBIG sebesar Rp 241,39 miliar di kuartal III 2023 ini, naik signifikan 885,3% dibanding kuartal III 2022 yang sebesar Rp 24,50 miliar. Kemudian segmen properti investasi turun dari Rp 6,28 miliar menjadi Rp 2,9 miliar. 

Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk TBIG turun 8,54% secara tahunan menjadi Rp 1,11 triliun dari Rp 1,22 triliun per kuartal III 2022. 

Lalu per September 2023 jumlah aset TBIG mencapai Rp 43,13 triliun. Nilai tersebut turun 1,41% dari posisi 31 Desember 2022 yang mencapai Rp 43,76 triliun. Jika dibandingkan 31 Desember 2022, total liabilitas TBIG terpantau naik 0,79% menjadi Rp 32,47 triliun. Ekuitas TBIG meningkat dari Rp 10,92 triliun menuju Rp 11,28 triliun. 

Selanjutnya: Selamat ! Bank Mandiri Umumkan Jawara Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2023

Menarik Dibaca: Tips Bersihkan Dinding Lembap Berjamur Akibat Tak Terkena Sinar Matahari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×