kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Toyota Housing masuk properti Indonesia


Kamis, 04 Juni 2015 / 19:48 WIB
Toyota Housing masuk properti Indonesia
ILUSTRASI. Inner Child.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Toyota Housing Corporation Japan yang merupakan entitas dari Toyota Group mulai merambah pasar properti Indonesia. Proyek pertamanya dibangun di Sakura Regency 3, Bekasi Timur, Jawa Barat dan dikerjakan melalui anak usahanya yaitu Toyota Housing Indonesia (THI).

Ketimbang perumahan lain, manajemen mengklaim jika proyek pertamanya di luar Jepang ini memiliki lebih banyak keunggulan. "Tentunya, keunggulan karena rumah ini dibangun dengan standar rumah di Jepang," kata Presiden Direktur Toyota Housing Indonesia Akihiro Hara, (4/6).

Rumah tersebut merupakan bangunan dengan sistem knock down. Hanya dinding terluar yang dibuat dari batu bata, sementara panel-panel di dalamnya menggunakan bahan cement board. Lalu, bagian rangka rumah menggunakan bahan dasar rangka baja.

Nah, justru bahan dasar seperti inilah yang membuat rumah buatan THI kebal terhadap gempa, bahkan dengan kekuatan 7 skala richter. Bahan-bahan tersebut juga tahan api. Sehingga, jika rumah konvensional hanya memiliki garansi paling lama tiga bulan, maka rumah THI bisa memberikan garansi hingga dua tahun.

Bahan bangunan yang dibutuhkan 99,99% -nya juga merupakan produk lokal. Hanya sebagian kecil bahan bangunan, salah satunya sekrup untuk menyatukan panel-panel yang masih harus diimpor dari Jepang.

Sebab, sebelum mengeksekusi proyek ini, perseroan telah lebih dulu melakukan tes apakah sekrup buatan lokal tahan terhadap gempa. Setelah dites, sekrup tersebut ternyata memiliki masalah, sehingga bagian bahan bangunan tersebut masih harus didatangkan dari Jepang demi memenuhi standar rumah Jepang sepenuhnya.

Proses pembangunannya pun juga cepat. Rumah konvensional butuh waktu delapan hingga dua belas bulan. Sementara, rumah THI hanya butuh tiga bulan mulai dari nol hingga dalam bentuk bangunan utuh.

Luas bangunan keseluruhan, serta luas dan letak masing-masing ruangan juga sudah memperhitungkan banyaknya anggota keluarga. Riset yang sebelumnya telah dilakukan, struktur anggota keluarga Jepang dan Indonesia hampir mirip, rata-rata sepasang suami istri serta dua hingga empat anak.

"Sehingga, seiring dengan berjalannya waktu, pemilik rumah tidak perlu melakukan renovasi karena bangunan sudah disesuaikan dengan banyaknya anggota keluarga," pungkas Hara.

Catatan saja, harga rumah buatan THI mulai dari Rp 1,5 miliar. Ada 114 unit rumah khusus dibuat oleh THI di kawasan Sakura Regency 3.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×