kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Toyota siapkan US$ 2 miliar untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia


Rabu, 09 Desember 2020 / 14:52 WIB
Toyota siapkan US$ 2 miliar untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia
ILUSTRASI. Toyota logo


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian melakukan pertemuan secara virtual dengan manajemen Toyota membahas rencana pengembangan kendaraan di tanah air.

Pertemuan ini dihadiri oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartanto dan didampingi oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Affandi Lukman. Sementara delegasi dari Toyota, dipimpin oleh Yoichi Miyazaki, Asia Region CEO Toyota Motor Corporation, yang mewakili Akio Toyoda, President Toyota Motor Corporation dan jajaran manajemen Toyota Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut manajemen Toyota mengungkapkan niatan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia hingga 5 tahun mendatang sekaligus menandai 50 tahun beroperasinya Toyota di Indonesia.

“Toyota berkomitmen penuh untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi, dan juga mengurangi impor minyak bagi kendaraan bermotor.  Setidaknya, dalam 5 tahun ke depan, Toyota sudah menyiapkan 10 jenis kendaraan listrik bagi konsumen Indonesia.  Teknologi kendaraan Toyota juga sudah siap untuk mendukung penerapan B30 di Indonesia,” papar Miyazaki dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (9/12).

Baca Juga: Gandeng mitra China dan Korea, kesepakatan holding baterai ditarget rampung awal 2021

Rencana investasi Toyota untuk pengembangan tersebut mencapai US$ 2 miliar untuk lima tahun mendatang. Selain itu, manajemen Toyota pun memproyeksikan penurunan konsumsi bahan bakar hingga 126 juta liter bahan bakar pada tahun 2025.

Disisi lain, Menko Airlangga mengungkapkan, sejumlah indikator perekonomian Indonesia sudah menunjukkan tren pemulihan. Data Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia tercatat meningkat di November 2020 yang mencapai 50,6. Padahal PMI di bulan sebelumnya hanya di level 47,8. 

Indeks di atas 50 menunjukkan industri yang berekspansi, sebaliknya indeks di bawah 50 menunjukkan kegiatan kontraksi.

“Indikator ini menunjukkan kegiatan produksi sudah mulai bergerak, kepercayaan masyarakat mulai pulih, dan daya beli diharapkan bisa mengikuti dan segera menunjukkan perbaikan,” ujar Airlangga. 

Selain memaparkan mengenai rencana pengembangan bisnis ke depan, manajemen Toyota juga menyambut baik Omnibus Law UU Cipta Kerja yang diharapkan dapat memperbaiki iklim investasi dan perluasan lapangan pekerjaan di Indonesia.

“Dalam rencana pengembangan bisnis kami, Toyota mempersiapkan Indonesia menjadi hub ekspor bagi produk Toyota, tidak hanya untuk kawasan ASEAN namun juga negara tujuan lainnya, sehingga kami benar-benar mempersiapkan rantai pasok dan sumber daya manusia,” tambah Yoichi. 

Menko Airlangga menambahkan, Undang-Undang Cipta Kerja ditargetkan menjadi solusi agar Indonesia dapat keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.  

"Penyerapan tenaga kerja menjadi permasalahan tersendiri untuk Indonesia, karena keterbatasan lapangan kerja di dalam negeri. Apalagi Indonesia tengah menghadapi bonus demografi atau peningkatan jumlah penduduk usia produktif. Pemerintah menyambut baik rencana investasi yang akan dilakukan oleh Toyota, dengan harapan dapat membuka lapangan kerja dan juga meningkatkan skill atau keahlian angkatan kerja Indonesia,” jelas Airlangga. 

Rencana Toyota membuat proyek EV Smart Mobility di Bali sebagai bagian untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik dalam ekosistem eco-tourism di Nusa Dua, Bali turut mendapat apresiasi dari pemerintah.

Nantinya, Toyota akan bekerja sama dengan Indonesia Tourism Development Corporation atau ITDC Nusa Dua. Adapun, alasan Bali dipilih sebagai lokasi proyek adalah karena sejalan dengan Pemerintah Daerah yang telah mengeluarkan Pergub No 45 tahun 2019 tentang energi bersih dan kendaraan listrik.  

Baca Juga: Inilah bocoran mobil listrik anyar dari Toyota

"Untuk mendukung keberlanjutan model bisnis yang berkelanjutan dan juga peningkatan ekowisata Pulau Bali, Pemerintah merekomendasikan hilirisasi produk nikel sebagai bahan baku baterai mobil listrik untuk pengembangan industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBL–BB) nasional,” imbuh Airlangga. 

Dia menambahkan, pengembangan KBL-BB diharapkan tidak hanya untuk pasar domestik namun juga untuk ekspor, salah satunya ke Australia dan negara lainnya.

Ia pun menjamin, pemerintah akan memberi dukungan yang diperlukan oleh Toyota dalam rangka pengembangan KBL-BB dalam bentuk regulasi, insentif fiskal dan non fiskal.

Selain itu, Toyota juga menyambut baik rencana pemerintah untuk menjadikan Pelabuhan Patimban sebagai pelabuhan ekspor yang kompetitif, dengan daya saing tinggi untuk kawasan Asia.  

Pemerintah juga menegaskan komitmennya untuk mendukung Proving Ground Project Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) di Bekasi, yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan melalui kepastian laik jalan kendaraan, sebelum diproduksi secara massal. Menko Perekonomian juga menawarkan pengembangan kendaraan berbasis biodiesel (B50) yang mendapat tanggapan positif dari pihak Toyota. 

Selanjutnya: Awal tahun depan, Medco Power masuk ke ekosistem kendaraan listrik (EV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×