kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TRAM kehilangan potensi cuan US$ 15.250 per hari


Jumat, 04 Juli 2014 / 07:56 WIB
TRAM kehilangan potensi cuan US$ 15.250 per hari
Aktivitas pekerja PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGN). Margin Laba Kotor Pertamina Gas Negara (PGAS) Tergerus Kebijakan Harga Gas Industri.


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Insiden pencurian minyak mentah milik PT Pertamina (Persero) yang diangkut menggunakan kapal PT Trada Maritime Tbk memberikan efek domino bagi Trada Maritime. Kapal MT Jelita Bangsa yang mengangkut minyak yang dicuri tersebut, kini tengah disita pihak berwajib. Akibatnya Trada Maritime gagal mengantongi pendapatan US$ 15.250 per hari.

Lebih apes lagi, selain berpotensi kehilangan cuan, Trada Maritime tetap harus membayar biaya operasional berupa biaya bunker dan air bersih. Sayangnya, perusahaan berkode TRAM di Bursa Efek Indonesia ini tak mau membeberkan total kerugian yang mereka derita. "Tapi tidak akan berdampak pada operasional kapal lain yang kami sewakan," kilah Asnita Kasmy, Sekretaris Perusahaan Trada Maritime, kepada KONTAN, Kamis (3/7).

Selain kinerja Trada Maritime tak akan terganggu, Asnita bersikukuh perusahaannya tak terlibat dalam aksi pencurian minyak mentah Pertamina itu. Atas insiden tersebut, Trada Maritime pun memilih menunggu proses hukum yang saat ini masih terus berlangsung.

Dihubungi secara terpisah, Pertamina yang merasa dirugikan, memutuskan menghentikan kontrak sewa kapal Jelita Bangsa. Padahal sejatinya kontrak kapal iniĀ  baru berakhir pada Desember 2017. "Kami juga punya dua kontrak kapal dengan Trada Maritime yang akan habis bulan November dan Desember nanti. Ini juga tidak akan kami lanjutkan," papar Ali Mudakir, Vice President Corporate Communication Pertamina, dalam pesan singkatnya.

Di luar perkara yang melibatkan Pertamina, Trada Maritime juga sedang tengah mencari solusi untuk melunasi utang kepada International Finance Corporation (IFC).

Asal tahu saja, sehari sebelum insiden pencurian minyak tersebut, perusahaan ini mendapatkan surat gagal bayar (deafault) yang berisi mengharuskannya membayar utang pokok US$ 30,57 juta serta tunggakan bunga dan biaya lainnya US$ 774.360.

Trada Maritime pun mengaku sedang melakukan diskusi dengan kreditur tersebut. "Saat ini IFC masih melakukan sejumlah diskusi dan pertemuan yang pada intinya adalah hal-hal yang perlu disepakati terkait dengan proses klaim asuransi," kata Asnita.

Persoalan utang ini muncul tatkala Trada Maritime menjadikan kapal Lentera Bangsa miliknya sebagai jaminan pinjaman kepada IFC. Ironisnya, kapal yang tengah mengangkut minyak milik CNOOC SES Ltd., tersebut mengalami kebakaran pada tahun 2011.

Tak urung sejak setahun terakhir Trada Maritime terus berusaha mengurus klaim asuransi atas insiden kebakaran tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×