Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tahun ini, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) emiten penyedia jasa sewa kapal dan jasa angkutan barang mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,5 triliun.
Corporate Secretary Transcoal Pacific Anton Ramada menyebutkan dana capex ini akan dialokasikan perseroan untuk penambahan armada kapal dan docking atau proses memindahkan kapal dari air/laut ke atas dock.
“Tahun ini, Perseroan menganggarkan capex tahun 2024 sebesar Rp 1,5 triliun. Dan alokasi capex adalah untuk penambahan armada kapal dan docking,” ungkap Anton kepada Kontan, Rabu (17/04).
Baca Juga: Transcoal Pacific (TCPI) Beli 1 Unit Kapal Mother Vessel Senilai US$ 14,8 Juta
Untuk diketahui, di awal tahun 2024, TCPI telah menambah jumlah armada baru miliknya. Melalui anak usahanya, yakni PT Karya Samudera Insani (KSI), TCPI membeli 1 unit kapal dengan jenis mother vessel bulk carrier
PT Karya Samudra Insani telah meneken memorandum of agreement (MOA) dengan salah satu Perusahaan yang berdomisili di Republik Panama untuk pembelian satu unit mother vessel bulk carrier senilai US$ 14,8 juta.
Nilai ini tidak lebih dari 20% ekuitas TCPI, sehingga pembelian ini tidak termasuk transaksi material. Pihak TCPI juga menambahkan sumber pendanaan untuk pembelian adalah 80% berasal dari salah satu bank milik pemerintah, dan sisanya berasal dari keuangan internal.
Saat ditanya apakah TCPI ada rencana kembali menambah armada di tahun ini, Anton mengatakan perseroan akan kembali melakukan penambahan armada memasuki kuartal ke-2 tahun ini.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Teknikal Saham PTBA, TCPI, dan BRIS untuk Selasa (9/1)
“Perseroan berencana untuk melakukan penambahan kapal milik sendiri jenis Mother Vessel, Pusher Tug & Barge, serta Tug & Barge,” katanya.
Kemudian untuk pengguna jasa angkutan Perseroan, hingga saat ini konsumen TCPI mayoritas masih berasal dari perusahaan-perusahaan batubara.
“Sampai saat ini mayoritas kargo angkutan Perseroan adalah batubara sebesar 97%, dan untuk jenis kargo lainnya adalah sebesar 3%,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News