kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,33   -18,40   -1.99%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren hunian mahasiswa milenial tak lagi ngekos, bergeser ke apartemen


Rabu, 09 Mei 2018 / 06:25 WIB
Tren hunian mahasiswa milenial tak lagi ngekos, bergeser ke apartemen


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul fenomena baru dalam hal hunian mahasiswa. Jika selama ini mahasiswa melekat dengan rumah kost, kini sudah mulai berpindah ke apartemen.

Dengan fasilitas yang dimiliki sebuah apartemen, sangat wajar bila mahasiswa mulai melirik apartemen sebagai tempat tinggal. Bagi orang tua mahasiswa, akan merasa lebih tenang bila anak-ananya tinggal di apartemen yang aman.

Pengamat properti David Cornelis melihat, tren properti residensial yang menyasar kalangan mahasiswa menengah atas tumbuh positif karena pembangunan beberapa kampus baru masih banyak dilakukan. Adanya apartemen bagi mahasiswa memberikan kenyamanan bagi mahasiswa dan ketenangan bagi orang tua.

"Apartemen dekat kampus ini menjanjikan karena investasinya yang sangat prospektif, didukung tingginya permintaan yang tak lepas dari besarnya potensi jumlah mahasiswa.” kata David, Senin (7/5).

PT Adhi Persada Properti, merupakan salah satu pengembang yang membidik pasar mahasiswa. Perusahaan ini sudah membangun apartemen mahasiswa di beberapa daerah seperti Depok, Jatinangor, Surabaya, Malang, dan Yogyakarta.

Wilayah-wilayah tersebut dinilai memiliki pasar yang tinggi. Puluhan perguruan tinggi, yang setiap tahunnya kedatangan ribuan mahasiswa, akan menjadi potensi pasar yang besar dalam hal hunian.

Wahyuni Sutantri, Direktur Pemasaran APP mengatakan, situasi pasar apartemen mahasiswa di Indonesia yang sangat besar. Hal itu adalah dasar bagi perusahaan untuk masuk ke segmen tersebut.

"Dengan brand Taman Melati, kami mengembangkan apartemen mahasiswa di beberapa kawasan kampus terbaik, yaitu apartemen Taman Melati Margonda di Depok, Taman Melati Jatinangor di Sumedang, Taman Melati Surabaya MERR, Taman Melati Sinduadi Yogyakarta, serta Taman Melati Dinoyo Malang." kata wanita yang akrab disapa Tantri.

Depok, Jatinangor, Surabaya, Yogya dan Malang, memang identik dengan kehidupan mahasiswa. Depok misalnya, terdapat kampus terpadu Universitas Indonesia. Jatinangor, terdapat Universitas Pajajaran dan Institut Teknologi Bandung. Surabaya, terdapat Universitas Airlangga dan Institut Teknologi 10 November. Sedangkan di Malang, terdapat Universitas Brawijaya.

Kota yang paling banyak memiliki perguruan tinggi, tentu Yogyakarta, dimana di kota ini terdapat Universitas Gajah Mada, serta beberapa perguruan tinggi swasta besar lainnya. Dengan keberadaan perguruan tinggi ini, setiap tahunnya akan kedatangan ribuan mahasiswa, yang kesemuanya membutuhkan hunian.

David Cornelis menambahkan, mahasiswa zaman dulu identik dengan kos, rumah sewa dan asrama yang dekat atau dalam lingkungan kampus. Tren hunian mahasiswa generasi milenial zaman sekarang sudah tidak lagi ngekos, melainkan bergeser ke apartemen. Kehadiran apartemen di sekitar lingkungan perguruan tinggi kini semakin mewabah.

Dengan fenomena baru mahasiswa pindah ke apartemen ini, juga akan merubah pengelolaan keuangan dari orang tuanya. Kalau biasanya orang tua mengeluarkan biaya setiap bulan atau setiap tahun untuk kost anak-anaknya, dengan membeli dan tinggal di apartemen ini, pos pengeluarannya jadi berbeda, dari Biaya menjadi investasi.

“Bisnis apartemen mahasiswa masih berpotensi dan menjanjikan untuk disewakan dengan tingkat imbal hasil yang menarik. Selain harganya yang setiap tahun meningkat, seusai menyelesaikan studi sekitar 4 tahun, apartemen yang ditinggali nanti dapat disewakan kembali. Harga sewa apartemen studio saat ini dipasarkan di kisaran Rp. 5 Juta. Kenaikan harganya bisa mencapai 12% per tahun” tambah David.

Happy Murdianto, VP of Sales APP mengatakan, Investasi properti di proyek-proyek APP tentu sangat menarik. Dari beberapa proyek apartemen mahasiswa yang kami kembangkan, rata-rata kenaikan harganya mencapai 8% - 15% per tahun.

Tentu ini akan menjadi pertimbangan bagi para orang tua mahasiswa, dengan bisa memindahkan pos pengeluarannya, dari biaya kost, menjadi investasi. Kalau biaya kost, uang akan hilang. Tetapi menempatkan anaknya di apartemen mahasiswa, orang tua mahasiswa tidak lagi mengeluarkan biaya kost, karena uangnya menjadi investasi.

"Dengan cicilan pembayaran per bulannya setara dengan harga sewa rumah kost, orang tua akan diuntungkan, karena setelah anaknya lulus, apartemen yang dipakai anaknya bisa disewakan atau dijual.” jelas Happy

Adhi Persada Properti memiliki beberapa apartemen mahasiswa, yang terdiri dari 800 unit di Taman Melati Margonda, 507 unit di Taman Melati Margonda, 939 unit di Grand Taman Melati Margonda 2, 758 unit di Taman Melati Jatinangor, 1.130 unit di Taman Melati MERR Surabaya, dan 899 unit di Taman Melati Sinduadi Yogyakarta. Sedangkan yang sedang dalam proses persiapan pembangunan, sebanyak 728 Unit di Taman Melati Dinoyo Malang.

Tantri mengatakan, bisnis pembangunan apartemen mahasiswa, telah memberikan kontribusi besar terhadap kinerja APP. Tahun 2017, proyek apartemen mahasiswa memberikan kontribusi sebesar 35% - 40% dari total pendapatan perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×