Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara acuan (HBA) tengah melanjutkan tren penurunan. Pada periode Februari HBA sebesar US$ 91,80 per ton turun, tipis 0,66% dari bulan lalu yang sebesar US$ 92,41 per ton.
Sejauh ini, HBA terus mengalami penurunan. Bila merujuk kembali pada Agustus 2018, nilai HBA sebesar US$ 107,83 per ton, pada September turun menjadi US$ 104,81 per ton, kemudian turun lagi pada Oktober menjadi US$ 100,89 per ton. Tren penurunan tersebut berlanjut pada November menjadi US$ 97,90 per ton, dan Desember US$ US$ 92,51 per ton.
Dengan adanya tren penurunan HBA dalam beberapa bulan terakhir ini, PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) mengaku kinerja keuangannya masih belum terdampak penurunan HBA ini. "Kebetulan harga jual batubara kami kan sudah terproteksi karena long term kontrak," ujar Sekretaris TOBA, Elizabeth Novi Sagita Aruan pada Kontan.co.id, Rabu (6/2).
Lebih lanjut Novi mengaku kinerja keuangan mereka masih terkendali sampai saat ini. Produksi batubara TOBA memiliki kalori 5200 hingga 5700 kkal/kg. Apabila mengintip laporan keuangan TOBA kuartal III 2018, mereka berhasil mengantongi pendapatan US$ 304,1 juta tumbuh 43,9% ketimbang tahun 2017 US$ 211,3 juta.
TOBA meraih laba bersih US$ 45,9 juta pada kuartal III 2018. Raihan laba bersih ini lebih tinggi 58,3% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 (year on year) sebesar US$ 29,0 juta.
Dari sisi volume produksi batubara, pada tahun ini mereka menargekan mampu memproduksi sebesar 6 juta ton, nilai ini tidak berubah dari tahun sebelumnya. "Targetnya kurang lebih sama dengan tahun lalu," imbuh Novi.
Hanya saja, selain menjalankan bisnis penjualan batubara, TOBA juga tengah bergerak menggarap bisnis pembangkit listrik. Bahkan mereka memprediksi nantinya pendapatan dari lini bisnis pembangkit dapat menyumbang 50% dari total pendapatan. "Kami tetap menjalankan kedua bisnis ini dengan porsi berimbang," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News