kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Tripatra Ungkap Peluang Bisnis di Sektor Bio-Metana Masih Terbuka Lebar


Kamis, 20 Juni 2024 / 05:50 WIB
Tripatra Ungkap Peluang Bisnis di Sektor Bio-Metana Masih Terbuka Lebar
ILUSTRASI. Tripatra mengincar peluang dalam sektor green energy salah satunya dalam pengembangan proyek gas bersih atau Bio Metana.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) kembali mengincar peluang dalam sektor green energy salah satunya dalam pengembangan proyek gas bersih Bio Methane atau Bio Metana. 

Ananto Wardono, Direktur Green Energy Development Tripatra mengatakan dalam pengelolaan Bio Metana, perusahaan telah melakukan beberapa kerjasama. Yang terbaru adalah penandatanganan nota kesepahaman kerja sama pengembangan Compressed Bio Methane (CBM) yang berasal dari limbah organik dari peternakan sapi milik PASTE di Jawa Barat.

Kerjasama ini dilakukan Tripatra bersama dengan PT Energasindo Heksa Karya (EHK), perusahaan distribusi gas Indonesia yang sahamnya dimiliki PT Rukun Raharja Tbk (RAJA)  dan Tokyo Gas.

Baca Juga: Tripatra Ungkap Strategi Guna Kejar Pendapatan 30% Lebih dari Sektor EBT

“Di green energy, pada dasarnya yang kita gunakan juga waste-nya tadi. Jadi kalau di bulan Januari, kita melakukan MOU dimana kita menggunakan waste-nya dari cattle farm, sapi yang kita convert menjadi biomethane,” ungkap Ananto kepada Kontan, Rabu (19/6).

Ia menambahkan Bio Metana memiliki efek gas rumah kaca yang lebih besar dibandingkan dengan Karbondioksida atau CO2 sedangkan limbah dari peternakan sapi di Indonesia belum banyak yang diolah dengan maksimal.

“Jadi menyediakan alternatif energi yang lebih bersih daripada bahan bakar fosil, terutama bagi pelanggan di Jawa Barat. Dan salah satu tugas kita adalah limbah yang saat ini belum ada solusinya, kita ubah menjadi bio-metana dan kita carikan market-nya,” jelasnya.

“Output-nya pada dasarnya adalah biomethane yang kita jual ke industri. Jadi biomethane itu bisa untuk menggantikan CNG atau compressed natural gas,” tambah Ananto.

Kemudian terkait konsumen dari Bio-Metana, Ananto mengungkapkan rata-rata berasal dari perusahaan multinasional yang memiliki kepedulian terhadap target carbon neutral.

“Customer Biometan adalah perusahaan-perusahaan multinasional di mana dia punya journey carbon neutral," katanya. 

Ia mencontohkan, perusahaan-perusahaan internasional seperti perusahaan Jepang, Eropa, atau AS yang standard dan punya target untuk menurunkan karbon emisi.

Meski begitu ia mengatakan jika dibandingkan dengan lima tahun lalu sudah banyak pula perusahaan-perusahaan dalam negeri yang tertarik mengelola limbah mereka menjadi bio metana.

Baca Juga: Tripatra Gandeng Pupuk Kaltim Kerja Sama Revamping Pabrik Amonia-2

“Biometan itu bahan baku sebesar-besarnya ada di luar Jawa. Seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi. Tetapi demand-nya paling banyak ada di Pulau Jawa. Karena ini industri-industri yang punya mandat (karbon netral),” katanya. 

Dengan adanya perbedaan sumber bahan baku dan wilayah industri pengguna, maka Tripatra saat ini telah mencoba memetakan sumber bahan baku yang mendekati market.

“Kita mulai mencoba plotting itu, kita mencari juga proyek yang ada di Pulau Jawa kemudian mencari bahan baku yang mendekati dengan market tadi,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×