kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prodia Widyahusada (PRDA) Ungkap Strategi Bisnis Hadapi Tantangan & Peluang Tahun Ini


Rabu, 31 Januari 2024 / 20:28 WIB
Prodia Widyahusada (PRDA) Ungkap Strategi Bisnis Hadapi Tantangan & Peluang Tahun Ini
ILUSTRASI. Prodia Widyahusada (PRDA) menyiapkan sejumlah strategi bisnis menghadapi tantangan dan peluang di tahun ini.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di bidang laboratorium kesehatan, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) menyiapkan sejumlah strategi bisnis menghadapi tantangan dan peluang di tahun ini.

Memasuki tahun 2024, berbagai sektor bisnis akan menghadapi berbagai tantangan yang dapat berdampak pada jalannya operasional bisnis, seperti memanasnya kondisi geopolitik global akibat perang Rusia-Ukraina & Israel-Palestina, melambatnya ekonomi Tiongkok, dan kenaikan suku bunga dari The Fed yang berimbas pada pelemahan mata uang. Selain itu tantangan dari dalam negeri, adanya aksi wait & see dari calon investor yang disebabkan oleh momentum politik nasional.

"Faktor-faktor tersebut dapat berdampak pada rantai pasokan bisnis dan kinerja fiskal perusahaan, tak terkecuali sektor industri kesehatan," kata Direktur Utama Prodia Widyahusada, Dewi Muliaty, Rabu (31/1).

Dewi menerangkan, tantangan layanan kesehatan diagnostik di antaranya, pertama, munculnya pemain baru di bisnis laboratorium kesehatan, rumah sakit, klinik (pasca pandemi Covid-19).

Baca Juga: Prodia Widyahusada (PRDA) Lanjutkan Digitalisasi Bisnis pada 2024

Kedua, meningkatnya anggaran BPJS Kesehatan dan kualitas layanan faskes BPJS mampu mengubah perilaku pelanggan yang semula out of pocket (OOP) expense ke arah kecenderungan menggunakan fasilitas BPJS yang semakin baik.

Ketiga, adanya perhatian terhadap Kandungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di industri kesehatan yang akan mempengaruhi daya saing saat tender layanan medical check-up ke Pemerintah/BUMN.

Sementara itu, Dewi melihat peluang layanan kesehatan diagnostik di tahun ini di antaranya, pertama, kenaikan anggaran kesehatan pemerintah sebesar 8.1% untuk menunjang transformasi kesehatan yang dimulai tahun 2024 ini, termasuk industri layanan diagnostik kesehatan. Kedua, pergeseran industri layanan ke arah personalisasi, preventif, dan promotif.

Ketiga, pengembangan ekosistem digital kesehatan yang terintegrasi dengan mengadaptasi teknologi. Keempat, kesehatan yang lebih canggih dan mengoptimalkan digitalisasi layanan terhadap pelanggan melalui telemedicine 2.0.

Keempat, Prodia juga melihat adanya peluang peningkatan pemahaman tes genetik dan tes esoteric di mana Prodia menjadi pemimpin dalam penyediaan tes-tes tersebut.

Dalam menghadapi tantangan dan peluang di tahun 2024, kata Dewi, Prodia telah menyiapkan beberapa strategis bisnis untuk mempertahankan kinerja positif yang telah dicapai di tahun 2023.

Baca Juga: Simak Strategi Prodia Widyahusada (PRDA) Capai Pertumbuhan Bisnis Tahun 2024

Prodia akan memprioritaskan implementasi praktik bisnis yang mengedepankan nilai nilai keberlanjutan, khususnya dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Indonesia melalui inovasi yang ditawarkan Prodia. Sejumlah strategi yang akan diimplementasikan Prodia dalam menjawab tantangan dan peluang industri di tahun 2024.

Pertama, mengoptimalkan engagement pelanggan dari segmen walk-in customers dan rujukan dokter. Kedua, menghadirkan layanan kesehatan yang efisien dan fleksibel bagi pelanggan Prodia. Ketiga, menambah dan mengoptimalkan layanan Point-Of-Care Prodia.

Keempat, membantu efisiensi pelayanan kesehatan Prodia melalui transaksi digital. Kelima, optimalisasi Referral Lab Services (RLS). Keenam, bersinergi dengan program pemerintah. Kelima, meningkatkan volume tes esoterik.

Ketujuh, berkontribusi terhadap promosi kesehatan melalui edukasi pelanggan. Meningkatkan value for customers. Kedelapan, mengoptimalisasi layanan klinik Prodia.

Pada tahun ini, Prodia menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 250 miliar-Rp 300 miliar. Dia memerinci, 30%-35% capex akan digunakan untuk pengembangan teknologi informasi & digital, dan 40%-45% sisanya untuk pengembangan & peningkatan kapasitas alat laboratorium, dan dan sisanya untuk pengembangan outlet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×