Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan dan industri pengolahan, PT Triputra Agro Persada Tbk masih optimistis penjualan dan laba di tahun ini akan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun lalu. Optimisme tersebut tercermin dari kinerja positif yang berhasil diraih perseroan pada periode paruh pertama tahun 2021.
Sebagaimana diketahui, emiten berkode saham TAPG di Bursa Efek Indonesia ini berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 405,89 miliar. Jumlah ini melonjak 250,91%, dari laba bersih pada semester pertama 2020 yang sebesar Rp 115,66 miliar.
Kenaikan laba bersih TAPG ditopang oleh penjualan perusahaan yang juga naik 16,22% secara tahunan (yoy) pada semester I-2021, dari sebelumnya Rp 2,45 triliun menjadi Rp 2,85 triliun.
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) realisasikan produksi batubara 13,27 juta ton di semester I-2021
Joni Tjeng, Corporate Secretary PT Triputra Agro Persada mengungkapkan, kinerja positif TAPG di semester I-2021 didorong oleh sejumlah faktor, seperti misalnya kenaikan volume produksi, yang juga diiringi dengan peningkatan pengiriman, serta harga jual yang lebih tinggi.
Selain itu, efisiensi dalam produksi juga menjadi faktor lain yang mendukung kinerja positif TAPG pada periode enam bulan pertama 2021.
Peningkatan volume produksi yang terjadi di semester pertama tahun ini, membuat perseroan yakin bahwa TAPG dapat mencapai target kenaikan volume produksi main produk mereka, yakni crude palm oil (CPO) dan palm kernel (PK) sebesar 10% hingga penghujung tahun nanti.
"Bahwa melihat produksi yang dicapai pada semester pertama tahun ini kenaikan sebanyak double digit. Oleh karena itu, kami yakin bahwa produksi hingga akhir tahun akan mencapai target yang diharapkan," kata Joni saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (3/8).
Sebagaimana diketahui, berdasarkan Annual Report 2020, TAPG tercatat memproduksi CPO sebanyak 841 ribu ton pada tahun 2020. Kemudian disusul oleh produksi Palm Kernel (PK) sebesar 175 ribu ton. Lalu ada produk karet sebesar 600 ton.
Baca Juga: Harum Energy (HRUM) ambil peluang dari kenaikan harga batubara dan nikel
Lebih lanjut Joni bilang, usia tanaman sawit TAPG saat ini sedang dalam masa prime age (usia prima), membuat produksi TAPG pun akan terus mengalami peningkatan untuk ke depannya.
"Seiring dengan kegiatan improvement yang kontinuitas, program mekanisasi, penggunaan teknologi, dan informasi terkini seperti artificial intelligent serta remote sensing sebagai alat bantu, dapat mendukung operasional perseroan," kata Joni.
Rencana ekspansi
Untuk terus meningkatkan kinerja perseroan, TAPG telah merancang sejumlah rencana ekspansi di tahun ini, di antaranya adalah pembangunan tiga pabrik anyar, yaitu dua Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan satu pabrik Palm Kernel Oil (PKO).
Sebagai informasi, dua PKS yang akan dibangun TAPG berlokasi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Kedua pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sebanyak 45 ton per jam dan 30 ton per jam. Sementara untuk PKO berlokasi di Kalimantan Tengah.
Joni mengatakan, progres pembangunan ketiga pabrik tersebut masih berjalan sesuai dengan rencana awal. Sehingga perseroan pun memproyeksikan, kedua PKS ini akan mulai beroperasi pada awal 2022 mendatang. "Sedangkan untuk PKO diharapkan bisa mulai beroperasi di semester kedua tahun 2022," bebernya.
Untuk memuluskan rencana ekspansinya tersebut, TAPG menganggarkan alokasi belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp 500 miliar di tahun ini. "Di mana sebagian besar digunakan untuk pembangunan PKS dan PKO," pungkas Joni.
Sedikit informasi, hingga saat ini pangsa pasar TAPG masih ditujukan bagi para pemain dalam negeri, yang mana kontribusi terbesar masih dipegang oleh Wilmar Group.
Selanjutnya: Ini faktor yang mendorong kenaikan kinerja Indika Energy (INDY) di semester I-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News