Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah corona (Covid-19) menghantam berbagai sektor bisnis. Salah satu sektor yang terpukul paling telak adalah pariwisata dan perhotelan.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat, sejak Januari hingga April tahun ini, potensi pendapatan yang hilang dari wisatawan asing mencapai US$ 4 miliar atau Rp 60 triliun. Adapun dari pasar domestik, sektor perhotelan kehilangan potensi pendapatan sekitar Rp 30 triliun.
Selama ini, turis asal Tiongkok berkontribusi cukup besar bagi pendapatan sektor pariwisata Indonesia. Kontribusi terbesar lainnya berasal dari wisatawan asal Malaysia. Dua negara tersebut masih berjuang keras melawan wabah corona.
Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara selama Januari hingga Februari 2020 hanya sebanyak 2,16 juta orang. Angka tersebut menyusut 11,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di saat yang sama, tingkat keterisian kamar hotel dengan klasifikasi bintang rata-rata hanya 49,2%. "Kondisi saat ini, tingkat hunian hotel mendekati nihil. Restoran juga mengalami hal yang sama," ungkap Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani, dalam dokumen presentasi tentang perkembangan terkini industri pariwisata di tengah wabah corona.
Per 13 April 2020, PHRI mencatat sedikitnya 1.642 hotel dan 353 restoran/tempat hiburan di seluruh Indonesia kini berhenti beroperasi.
Daerah tujuan wisata yang paling merasakan penurunan jumlah wisatawan yaitu Manado, Bali dan Batam. Data Kementerian Pariwisata menunjukkan, hingga pekan kedua April, sebanyak 180 destinasi dan 232 desa wisata di Indonesia ditutup.
Dampaknya, beberapa hotel telah memberhentikan pekerja harian (daily worker) dan melakukan cuti di luar tanggungan perusahaan (unpaid leave) bagi pekerja kontrak dan pekerja tetap serta menerapkan waktu kerja secara bergiliran bagi hotel dan restoran yang masih beroperasi. Perusahaan menempuh cara ini agar cashflow tetap terjaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News