Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak cara menggapai pasar. Tengok saja strategi PT Turrima Agro Mas, menjaring kalangan profesional multinasional untuk mengembangkan pasar ekspor dan pasar domestik pupuk organik. Turrima optimistis, akan memperluas pabrik-pabriknya di seluruh Indonesia.
“Saat ini kami tengah dikejar-kejar demand super tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Maka, kami harus mempersiapkan quality control terbaik untuk menghasilkan pupuk organik kualitas tinggi serta memperbanyak dan memperluas pabrik agar bisa mencukupi permintaan yang terus meningkat,” tutur Mulyono, Founder dan CEO PT Turrima Agro Mas, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (15/3).
Para kandidat yang masuk dalam seleksi Turrima berasal dari berbagai jenis industri skala nasional maupun perusahaan global. Ada yang berasal dari perusahaan fast moving consumer goods (FMCG), industri farmasi, pakan ternak, teknologi industri dan sebagainya. Turrima mencari kandidat manajer produksi yang berpengalaman mengelola pabrik, manajer operasional serta manajer pengembangan usaha yang memiliki pengalaman pengembangan bisnis dan arena pemasaran baru.
Turrima mengharuskan kandidat tersebut siap tinggal bersama keluarganya di desa pinggiran Kabupaten Sragen tempat pabrik pusat berlokasi. Selain itu, mereka juga harus berani berkulit gosong di bawah paparan terik matahari serta bersedia belajar ngaji pada kyai kampung.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Buka Suara Soal Skema Penyaluran Pupuk Subsidi
PT Turrima didirikan oleh Mulyono pada tahun 1998 dengan fokus pada produksi pupuk organik. Turrima menyasar pasar ekspor dan pasar dalam negeri,Selain di Sragen sebagai kantor pusat, saat ini Turrima memiliki 9 pabrik pupuk kompos di berbagai daerah. Jumlah pabrik itu belum termasuk produksi kemitraan yang mereka jalin dengan beberapa peternak lokal.
Selain memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat, sejak tiga tahun silam pemasaran pupuk organik Turrima menembus pasar ekspor khususnya ke negara Afrika dan Kuwait. Sementara untuk pasar dalam negeri, 40% diserap pasar business to business (B2B) dan sisanya masuk pasar ritel.
Di pasar Afrika, saat ini baru mampu memenuhi permintaan 4 kontainer-5 kontainer dalam satu tahun. Padahal permintaan dari benua itu terus meningkat dari waktu ke waktu karena dinilai berhasil memperbaiki dan menyuburkan lahan pertanian di sana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News