Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Uni Eropa (UE) menyatakan siap menyalurkan pendanaan melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP) di mana UE dan Negara-negara Anggota yang merupakan bagian dari International Partners Group (IPG) bermaksud untuk memobilisasi sekitar US$ 2,5 miliar.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Denis Chaibi menjelaskan, Indonesia telah mengumumkan target nol emisi atau net zero emission (NZE) pada 2060 mendatang. Uni Eropa melihat, kebijakan energi harus semakin kuat menggeser energi fosil ke energi yang lebih bersih.
Dalam upaya mewujudkannya, Indonesia bersama Uni Eropa dan sejumlah negara lain yang tergabung dalam International Partner Group (IPG) menyepakati pendanaan dalam skema Just Energy Transition Partnership (JETP).
Tentu dalam menjalankannya, ambisi untuk menurunkan emisi harus lebih kuat dan pengembangan energi baru terbarukan harus lebih cepat. Di sisi lain juga, Indonesia juga harus melaksanakan efisiensi energi.
Baca Juga: Ingin Dana JETP untuk Pensiun Dini PLTU Batubara, Indonesia Dekati Negara Maju
“Jadi apa yang Uni Eropa dan negara anggota inginkan dalam JETP ialah sudah ada sinyal untuk berkontribusi US$ 2,5 miliar. Uangnya sudah ada dan siap untuk disalurkan, tetapi kami membutuhkan kerangka hukum jangka panjang yang ambisius dan dapat diandalkan untuk mengimplementas ini,” ujarnya di acara “Pathways to a Prosperous Indonesia Powered by Renewable Energy” How Team Europe can Support a Just Energy Transition in Indonesia di Jakarta, Selasa (24/10).
Secara umum, tujuan dari kemitraan jangka panjang dengan Indonesia ini adalah untuk memobilisasi dana awal sebesar US$ 20 miliar dalam pendanaan publik dan swasta selama periode tiga hingga lima tahun. Pendanaan ini menggunakan kombinasi hibah, pinjaman konsesi, hingga investasi swasta.
Baca Juga: Pensiun Dini PLTU, Pemerintah Buka Opsi Pendanaan dari APBN
Setengah dari jumlah ini atau US$ 10 miliar akan dimobilisasi oleh anggota IPG. Uni Eropa dan Negara-negara Anggota yang merupakan bagian dari IPG bermaksud untuk memobilisasi sekitar US$ 2,5 miliar.
Dari jumlah ini, EU akan mendukung pendanaan melalui European Investment Bank (EIB) sebesar €1 miliar atau setara Rp 16,89 triliun (asumsi Rp 16.896 per euro) untuk mendukung proyek-proyek yang memenuhi syarat dan berkontribusi terhadap dekarbonisasi sistem ketenagalistrikan Indonesia. Tentu melalui pengembangan dan integrasi energi terbarukan.
Selain itu, Uni Eropa juga akan mengalokasikan dana senilai US$ 25 juta hibah dan bantuan teknis.
Chaibi menyatakan, Indonesia cukup diberkahi dengan sumber energi yang melimpah seperti angin di mana teknologi pembangkit tenaga angin (PLTB) berpengaruh cukup signifikan pada sistem kelistrikan di Uni Eropa. Selain itu, Chaibi juga melihat adanya potensi hidrogen hijau di Indonesia yang dapat diperluas jangkauannya ke pasar ASEAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News