kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Upaya BPDPKS Mendukung Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit Petani


Rabu, 21 Juni 2023 / 11:05 WIB
Upaya BPDPKS Mendukung Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit Petani
ILUSTRASI. Upaya Mendukung Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit Petani


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mendukung upaya meningkatkan produktivitas kelapa sawit. Peningkatan produktivitas adalah kunci untuk menjaga daya saing. 

Pemimpin Umum Media Perkebunan, Gamal Nasir, dalam pembukaan STKS menyatakan saat ini produktivitas kebun kelapa sawit rakyat masih rendah yaitu 3 ton CPO/ha/tahun sedang perusahaan 6 ton CPO/ha/tahun. 

"Padahal potensi benih yang ada bisa mencapai 9 ton - 12 ton CPO per ha," ujarnya dalam keterangannya, Rabu (21/6).

Berarti masih ada ruang untuk peningkatan produktivitas tanpa perlu perluasan lahan dengan intensifikasi dengan cara seefisien mungkin sehingga biaya produksi tetap terjaga.

Baca Juga: Pinago Utama (PNGO) Bidik Pendapatan Rp 2,3 Triliun pada 2023

Kelapa sawit sebagai komoditas penghasil devisa utama bagi Indonesia, juga produsen terbesar di dunia, tidak terlepas dari berbagai permasalahan. 

Hulu yang merupakan awal dari rantai pasok sawit juga menghadapi berbagai permasalahan seperti pupuk langka dan mahal, perubahan iklim, ganoderma, kebun yang semakin feminim dan lain-lain.

Keunggulan kelapa sawit bisa tergerus kalau melakukan praktek di hulu as business as usual, ketika lingkungan di sekitar sudah berubah. Ada banyak hasil riset dan praktek baru yang bisa diterapkan untuk menjaga daya saing kelapa sawit.   

Artinya kelapa sawit masih tetap produktif sampai umur 36 tahun dengan produksi TBS 36 ton/ha/tahun dan rendemen minyak 26% atau produksi CPO 9,36 ton/h/tahun , mulai sama atau mendekati potensi hasilnya.
 
Ahmad Munir dari BPDPKS menyatakan penyaluran dana BPBPDPKS untuk PSR dan Sarana prasarana bertujuan untuk meningkatkan produktivitas yang pada ujungnya meningkatkan kesejahteraan pekebun. BPDPKS hanya akan menyalurkan PSR dan sarpras kalau ada rekomtek dari Ditjenbun.

“Kita tidak sekedar menunggu, tetapi terus berkoordinasi dengan Ditjen Perkebunan untuk mengoptimalkan penyaluran dana,” kata Munir. 

Baca Juga: Cuaca Panas, Harga CPO Naik ke Level Tertinggi 10 Pekan

Upaya percepatan PSR oleh BPDPKS adalah koordinasi dan kolaborasi dengan stakeholder.

Susanto dari Direktorat  Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma menambahkan bahwa sampai 31 Mei 2023 , PSR untuk rekomtek 291.960 ha, transfer dana Rp 7,49 triliun, tumbang chiping 221.415 ha (75%), tanam 205.456 ha (73%). 

Untuk memberikan pendapatan selama TBN maka ada program tumpang sari pada masa TBM 1 dan TBM 2.

Tantangan di lapangan adalah minat pekebun/kearifan lokal di beberapa daerah ada yang menolak, tetapi ditempat lain petani melakukannya dengan biaya sendiri, ada semangka, jagung dan lain-lain. 

Kebiasaan petani tanaman tahunan juga berbeda dengan petani tanaman pangan/hortikultura yang setiap hari ke kebun merawat tanaman. Penjaminan pasar juga harus ada, pengalaman di beberapa daerah menanam jagung tetapi terkendala pemasaran, sehingga menjadi masalah sendiri.

Tantangan lain kesuburan tanah, kondisi fisiografis, iklim, terdegradasinya hara dari tanaman selanya, tanah yang digarap intensif akan memperbesar erosi.

Pendanaan tanaman sela Dirat Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma sudah bekerjasama dengan Dirat Serealia, Ditjen Tanaman Pangan. Apabila ada penerima dana PSR yang akan menanam jagung maka bisa masuk dalam program perluasan lahan dan didanai dengan APBN Diatr Seralia.

Sedang untuk pendanaan BPDPKS masih perlu payung hukum dengan dana terpisah dari dana PSR Rp 30 juta. Perlu kajian teknis untuk menentukan besarnya bantuan. 

Baca Juga: Harga CPO Kembali Bergairah, Intip Prospeknya

Ditjen Perkebunan tengah berkoordinasi dengan PPKS untuk memperoleh detail hasil analisa biaya dan analisa usaha taninnya berdasarkan hasil riset di beberapa lahan perkebunan kelapa sawit. Komoditi tanaman yang diusulkan adalah padi, jagung, kedelai.

Saat ini sedang disusun proposal pilot project program tumpang sari kelapa sawit PSR dengan tanaman pangan dengan pendanaan BPDPKS. Pilot project ini akan menjadi model bantuan pendanaan BPDPKS untuk tanaman sela.

R.Azis Hodayat, Ketua Bidang Perkebunan GAPKI menyatakan untuk akselerasi PSR jalur kemitraan, tanggal 15 Mei sudah ditandatangani pakta integritas oleh 21 perusahaan perkebunan dengan diketahui oleh Dirjen Perkebunan, Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS dan Ketua Bidang Perkebunan GAPKI. 

Isinya adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit mendukung dan berkomiten untuk menyukseskan program PSR melalui pencapaian target seluas 100.000 ha.

Baca Juga: Komitmen Jaga Lingkungan, SMSS Dorong Produksi Sawit Berkelanjutan

Salah satu lesson learned dari akselerasi program PSR adalah pola kemitraan strategis antara perusahaan, koperasi sawit, BRI. BRI setuju memberikan kredit PSR kepada mitra koperasi/pekebun Sinar Mas seluas 14.755 ha/7.322 KK dengan nilai total Rp 1,756 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×