Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banjir awal tahun tidak hanya menyebabkan korban jiwa, tapi juga kerugian materi seperti harta benda termasuk kendaraan yang terendam. Setelah banjir banyak kerugian yang terjadi salah satunya kendaraan yang terendam.
Sebagian pemilik mobil memilih untuk menjual mobil tersebut ketimbang memperbaikinya. Tentu dari peristiwa ini, mobil seken akan mengguyur pasar mobil bekas di Jabodetabek.
Baca Juga: Kabar gembira, diskon MPV tembus Rp 37 jutaan di awal tahun ini
Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih menjelaskan Bursa Mobil WTC Mangga Dua sebagai pihak pengelola tempat ke 300 hingga 400 showroom mobil, selalu mengingatkan untuk jujur kepada costumer terhadap kondisi mobil bekas yang dijual. Sebab, Herjanto mengakui pasti ada saja showroom yang ditawari mobil bekas terendam banjir, baik yang sudah dibawa ke bengkel maupun yang belum.
"Pengalaman selama ini, mobil rusak akibat banjir biasanya sudah dirapihkan (pemilik mobil) ke bengkel dengan niatan mau dijual. Tapi banyak yang tidak mengakui kalau itu bekas kelelep banjir. Artinya, pedagang di sini harus sangat berhati-hati," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (8/1).
Pasalnya, ada beberapa mobil yang tidak bisa pulih meski sudah diservis di bengkel. Herjanto menjelaskan mobil canggih keluaran baru yang sudah pakai teknologi computerized, fatal sekali kalau sampai terendam banjir.
Meski sudah diperbaiki, masalah perkabelan di mobil tersebut tidak bisa sepenuhnya pulih. Biasanya timbul masalahnya nanti, dua sampai tiga bulan setelahnya.
Baca Juga: Daihatsu berikan jasa pengecekan gratis & potongan harga lewat Daihatsu Peduli Banjir
Meski demikian, mobil bekas yang tidak terlalu canggih dengan harga di bawah Rp 150 juta, seperti Avanza, Xenia, dan Ertiga masih bisa diperbaiki. Tapi tetap saja harga jual dari pemilik mobil ke pedagang jadi turun Rp 10 juta - Rp 20 juta dibanding harga normal.
Lalu mobil Honda CRX dan HRV serta Camry, harganya juga jadi anjlok Rp 20 juta sampai Rp 30 juta dari harga normal.
Paling parahnya, mobil-mobil premium seperti Alphard, Jaguar, Lamborgini, Ferari, dan lainnya harga jualnya bisa jeblok sampai 50% dari harga normal. "Ini penurunannya kan luar biasa, karena orang yang mau beli sedikit dan sangat selektif. Rata-rata ga mau beli bekas banjir," ungkapnya.
Herjanto menjelaskan saat ini sudah melakukan mapping sejumlah titik banjir di Jabodetabek untuk menyaring mobil mana yang bisa diterima atau tidak. Dia mencontohkan, misalnya ada mobil yang ditawarkan STNK-nya dari alamat di daerah banjir, harus diperiksa detil dan jadi catatan khusus.
Herjanto selalu menyarankan ke pedagang, sebaiknya hindari mobil bekas kebanjiran. Kalaupun kepepet banget (harus membeli mobil bekas banjir untuk dijual lagi), pedagang harus jujur ke pembeli.
Herjanto mengakui ada saja orang yang mau membeli mobil bekas banjir, "Biasanya orang yang mengerti mesin jadi sudah tahu apa saja yang perlu dipersiapkan," jelasnya.
Baca Juga: Gelar Wuling Siaga Banjir, Wuling berikan layanan derek gratis dan potongan harga
Sebelum banjir melanda Jabodetabek, Herjanto mengakui sulit memprediksi penjualan mobil bekas di 2020 karena daya beli masyarakat sedang lesu. Nah, ditambah dengan kejadian banjir ini Herjanto belum bisa berbicara banyak tentang target dan proyeksi bisnis mobil bekas.
Dalam menghadapi pasar mobil bekas di tahun ini, pedagang juga melihat kondisi ekonomi untuk melakukan penyesuaian harga. Sebab agak serba salah kalau menaikkan harga, tidak ada yang beli. Meski orang kepepet mau beli mobil, kebanyakan akan beralih beli lewat online.
Namun, di balik musibah yang melanda Jabodetabek awal tahun ini, ada hal baik yang dirasakan penjual mobil bekas yakni stok barang sebelumnya banyak dicari sebab pelanggan ingin membeli mobil seken yang tidak bekas terendam.
Baca Juga: Ini profil orang terkaya Afrika yang borong 10.000 mobil desa Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News