Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perusahaan yang bergerak di bidang tenaga listrik PT Megapower Makmur Tbk (MPOW) tampak lesu di kuartal pertama lalu. Terlepas dari adanya tantangan bisnis, perusahaan ini tetap berupaya melakukan perbaikan kinerja di kuartal-kuartal berikutnya.
Sebagai informasi, MPOW mengalami penurunan pendapatan sebesar 51,42% (yoy) menjadi Rp 6,99 miliar di kuartal I-2020. Di saat yang sama, perusahaan ini harus menanggung kerugian tahun berjalan sebesar Rp 23 miliar.
Corporate Secretary Megapower Makmur Arif Abdillah Aldy mengatakan, penurunan kinerja keuangan MPOW di tiga bulan pertama tahun ini disebabkan adanya lonjakan kerugian selisih kurs yakni sebanyak Rp 20,82 miliar. Padahal di kuartal pertama tahun sebelumnya, emiten ini masih mencetak keuntungan selisih kurs sebesar Rp 2,33 miliar.
Baca Juga: Megapower Makmur (MPOW) merugi Rp 23 miliar di Kuartal I 2020
MPOW pun tetap berikhtiar memperbaiki kinerja. Di kuartal-kuartal berikutnya, perusahaan ini akan terus memaksimalkan pembangkit listrik eksisting dengan baik dan berupaya melakukan penambahan pembangkit baru.
Aldy menyebut, MPOW fokus pada pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Jalan untuk mendapat keuntungan dari pembangkit seperti itu memang cukup panjang. “Perusahaan memerlukan waktu yang tidak sebentar sampai dengan mendapatkan manfaat atas pembangkit tersebut,” kata dia, Senin (19/5).
Memang, wabah virus corona bisa mempengaruhi agenda bisnis MPOW. Namun, emiten ini tetap akan melakukan penjajakan atas pembangkit listrik yang berpotensi menguntungkan perusahaan di masa mendatang.
Dalam berita sebelumnya, MPOW pernah merencanakan akuisisi dua pembangkit listrik minihidro yang berada di Sulawesi Selatan dan Aceh.
Terkait hal itu, Aldy bilang, akuisisi pembangkit listrik minihidro di Aceh masih dalam tahap studi kelayakan yang diproses di pemerintahan daerah setempat. Sedangkan untuk pembangkit listrik minihidro di Sulawesi Selatan, pihak MPOW masih melakukan pembahasan ulang lantaran terdapat informasi bahwa kebutuhan tenaga listrik di kawasan tersebut sudah tercukupi.
Baca Juga: Tahun 2019, pendapatan Megapower Makmur (MPOW) merosot 16,06%
“Tentunya semua penambahan investasi akan berdampak baik bagi kami apabila telah melalui kajian studi yang baik dengan mempertimbangkan aspek kelayakan finansial dan operasional,” ungkap dia.
Sayangnya, Aldy belum bisa mengungkapkan nilai capital expenditure (capex) atau belanja modal yang disediakan MPOW di tahun ini. Meski begitu, ia bilang bahwa penggunaan capex di tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
Sekadar catatan, sejauh ini MPOW memiliki total pembangkit listrik berkapasitas 29,2 megawatt (MW) yang tersebar di kawasan Sumatera, Bangka Belitung, dan Sulawesi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News