Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil menghadapi sejumlah kendala yang berdampak pada kinerja pelaku usaha. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) buruk.
Ketua Umum API Jemmy Kartiwa Sastraatmaja mengatakan, utilisasi di akhir tahun 2023 berada di bawah 50% sebagai dampak dari pelemahan global. Sementara Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan, industri industri TPT mengalami perlambatan sejak kuartal ketiga 2022 hingga mencatat penurunan di tahun 2023.
Redma menjelaskan, kondisi ekonomi global menjadi hambatan ekspor dan tingginya stok China menyebabkan barang impor legal dan ilegal membanjiri pasar domestik. Selain itu, utilisasi dari hulu ke hilir turun diikuti oleh rasionalisasi karyawan di kuartal keempat 2024 utilisasi sebesar 45%.
Baca Juga: Investasi Sektor Industri Tekstil Tahun Depan Diprediksi Turun
Emiten tekstil dan garmen, PT Trisula International Tbk (TRIS) menyatakan utilisasi pabrik tekstil TRIS saat ini sekitar 75% di mana masih di atas rata-rata industri.
Sekretaris Perusahaan Trisula International Kresna Wilendrata mengatakan, salah satu penyebab dari penurunan utilisasi adalah karena menurunnya ekspor ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
"Tercatat sampai sekarang pasar TRIS paling besar berada di AS dan Australia," kata Kresna kepada Kontan.co.id, Selasa (9/1).
Anak usaha TRIS, PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) menyatakan utilisasi kapasitas pabrik saat ini sekitar 75%. Presiden Direktur BELL Karsogno Wongso Djaja mengatakan, BELL akan berfokus pada segmen pasar menengah atas untuk produk ritelnya melalui brand JOBB dan Jack Nicklaus (JN) dengan bahan yang berkualitas tinggi.
"Kami juga melakukan peningkatan produktivitas dan efisiensi dengan pembelian mesin-mesin baru dan modern untuk menopang level produksi seiring sudah kembali normal aktivitas ekonomi untuk dapat memenuhi permintaan pasar," kata Karsogno kepada Kontan.co.id, Selasa (9/1).
Baca Juga: Hadapi Sejumlah Kendala, APSyFI Sebut Kinerja Industri Manufaktur dan TPT Turun 1,5%
Emiten industri serat sintetis, PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) menyatakan utilisasi rata-rata industri menurun drastis. Utilisasi POLY di kisaran 60%-70%.
"Pasar ekspor masih belum normal sedangkan pasar domestik masih dibanjiri impor. Meski konsumsi lokal cukup tinggi, sayang dilibas sama produk impor semua," kata Head of Corporate Communications and PR Asia Pacific Fibers Prama Yudha Amdan kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).
Prama menjelaskan, kombinasi ketidakpastian pasar ekspor dan liberalisasi pasar dalam negeri membuat persaingan semakin tidak sehat antara produsen lokal dengan barang dumping impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News