kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,01   -18,50   -1.98%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utilisasi industri TPT nasional perlahan mulai meningkat


Selasa, 27 Oktober 2020 / 18:03 WIB
Utilisasi industri TPT nasional perlahan mulai meningkat


Reporter: Agung Hidayat, Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) masih sulit untuk membukukan pertumbuhan selama masa pandemi ini. Meski pun utilisasi pabrikan perlahan mulai bangkit, pasar TPT masih dipenuhi banyak tantangan.

Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) mengatakan utilisasi industri TPT nasional di kuartal tiga tahun ini rata-rata berkisar di level 50%, sedikit naik dibandingkan utilisasi di kuartal kedua tahun ini yang hanya 30%. Meski demikian, Redma Gita Wirawasta, Sekjen APSyFI capaian utilisasi tersebut masih jauh dibandingkan kuartal tiga tahun lalu yang berada pada level 75%.

"Seharusnya posisi kuartal tiga ini bisa sekitar 65%-70% karena permintaan pasarnya sudah mulai membaik meski belum benar-benar pulih. Namun banjirnya impor membuat produsen di hilirnya juga belum mau nambah produksi sehingga demand ke hulu juga masih tersendat," urainya kepada KONTAN, Selasa (27/10).

Asosiasi menekankan, selama pengendalian impor tidak dilakukan maka, utilisasi pabrikan tidak akan banyak berubah hingga akhir tahun ini. Situasinya saat ini, kata Redma, sebagian tenaga kerja masih ada yang dirumahkan dan sebagian lagi bekerja dengan sistem shifting minimal 3 hari kerja dalam seminggu.

Alhasil, Redma menyebutkan asosiasi pesimistis industri mampu tumbuh positif tahun ini, apalagi permintaan poliester cenderung menurun. APSyFI berharap penurunan pertumbuhan bisnis TPT di tahun ini tidak sampai dobel digit dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Pelaku usaha tekstil dan produk tekstil masih tahan ekspansi

"Tahun depan kami berharap pada revisi Permendag 77 2019 dan pemberlakuan safeguard agar impor bisa dikendalikan. Karena kami sangat berharap pasar domestik ditengah sulitnya melakukan penetrasi ekspor terkait pelemahan daya beli dunia dan kecenderungan negara lain yang proteksionis," sebut Redma.

Ditengah ketidakpastian akibat pandemi ini, menyebabkan PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) mengedepankan strategi efisiensi sepanjang tahun ini. Salah satunya dengan menunda penyerapan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk tahun ini.

Sebagai catatan awal, POLY menganggarkan belanja modal di tahun ini sebesar US$ 10 juta untuk peremajaan mesin produksi dan pengembangan produk baru yang akan direalisasikan pada awal semester II 2020. “Capex direvisi, besarannya saya belum bisa informasikan,” ujar Prama Yudha Amdan, Head of Corporate Communications and Public Relations POLY.




TERBARU

[X]
×