kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Utilisasi pabrik terigu lokal terus naik


Kamis, 14 Maret 2013 / 13:50 WIB
Utilisasi pabrik terigu lokal terus naik
ILUSTRASI. KONTAN.CO.ID - Bagi siswa kelas 12, mungkin sekarang sedang dibingungkan antara memilih D4 atau S1. Tidak sedikit siswa yang ragu memilih karena masih tidak tahu informasi tentang dua program pendidikan tinggi ini. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/wsj.


Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Konsumsi tepung terigu secara nasional terus meningkat. Data Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) menunjukkan, konsumsi terigu pada Januari 2013 mencapai 388.347 ton, naik 3% dibandingkan dengan  periode yang sama tahun 2012 yang sebesar 376.565 ton.


Kenaikan konsumsi ini akan mendorong pemanfaatan kapasitas produksi (utilisasi) pabrik terigu domestik pada tahun ini menjadi 70% dari total kapasitas produksi. Menurut Ratna Sari Loppies, Direktur Eksekutif Aptindo, tren konsumsi terigu nasional selalu meningkat dari tahun ke tahun. "Naik sekitar 7% setiap tahun," katanya, kemarin.


Ratna menjelaskan, tahun lalu utilisasi 21 pabrik terigu di dalam negeri sekitar 50% dari total kapasitas produksi  yang mencapai 8,07 juta ton per tahun. Ia yakin, kenaikan konsumsi terigu akan mengangkat utilisasi pabrik. Sebab,  96% suplai terigu di pasar lokal berasal dari dalam negeri.


Beras lebih mahal


Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2012, total konsumsi tepung terigu Indonesia mencapai sekitar 5,04 juta ton. Dari jumlah itu, sekitar  4,12 juta ton atau setara dengan 5,49 juta ton gandum,  dipasok pabrik terigu lokal. Saat ini, pabrikan terigu nyaris  mengimpor seluruh kebutuhan gandum.


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dua tahun terakhir, impor terigu turun. Pengajuan petisi anti dumping yang dilayangkan Aptindo ke pemerintah pada tahun 2010, rupanya sanggup menekan impor terigu.


Tahun lalu, impor terigu sekitar 479.682 ton atau turun 29,4% dibandingkan dengan impor tahun 2011 yang mencapai 679.642 ton. Sementara impor terigu tahun 2010 mencapai 775.534 ton.
Pada Januari 2013 suplai tepung terigu lokal mencapai  378.347 ton, dan pasokan impor 10.000 ton. Menurut Ratna, penerapan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Sementara (BMTPS) sebesar 20% terhadap terigu impor yang berlaku 200 hari sejak 5 Desember 2012 menjadi salah satu pemicu kenaikan suplai terigu lokal.


Selain pengenaan BMTPS, kenaikan konsumsi nasional juga mengangkat utilisasi pabrik tepung terigu. Kenaikan konsumsi terigu terdorong oleh beberapa faktor. Salah satunya,  harga terigu lebih murah ketimbang harga beras. "Harga nasi goreng kaki lima rata-rata Rp 7.500 per porsi, lebih mahal daripada mi ayam yang Rp 5.000," kata Ratna mencontohkan.


Ratna optimistis, kenaikan permintaan terigu dalam negeri akan menggairahkan industri terigu. Dia memprediksikan, akan makin banyak pemain baru yang membangun pabrik terigu di Indonesia.


Dia menyatakan, tahun ini ada tiga pabrik terigu skala kecil yang akan dibangun. Sayang, Ratna merahasiakan identitas tiga pabrik itu.


Yang jelas, salah satu produsen terigu yang terus menggenjot produksi adalah PT Sriboga Ratu Raya. Hadian Iswara, Senior Manajer Pengembangan Bisnis Sriboga mengatakan, awal Februari 2013, kebutuhan bahan baku gandum Sriboga naik 15% menjadi 1.900 ton per hari. Kenaikan kebutuhan gandum berkaitan dengan penambahan satu lini produksi berkapasitas 250 ton per hari. Investasi penambahan satu lini produksi itu sekitar Rp 50 miliar.


Sriboga berharap dalam dua tahun mendatang seluruh kapasitas pabrik pengolahan tepung terigu milik Sriboga akan mencapai maksimal. Saat ini utilisasi Sriboga baru sekitar 80%. Jika sudah full capacity, menurut Hadian, perusahaannya akan melakukan ekspansi baru lagi.


Optimisme peningkatan kapasitas produksi di Sriboga itu didorong oleh penerapan BMPTS sejak awal Desember 2012. " Produsen terigu lokal tertolong penerapan BMPTS," ujar Hadian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×