kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utilitas dan Produksi Industri Keramik Nasional Tumbuh Positif Sepanjang 2021


Rabu, 05 Januari 2022 / 12:00 WIB
Utilitas dan Produksi Industri Keramik Nasional Tumbuh Positif Sepanjang 2021
ILUSTRASI. Pabrik keramik PT Internusa Keramik Alamasri, anak usaha PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengaku cukup puas dengan kinerja industri keramik di tahun 2021 silam. Sebab, industri keramik mampu rebound di tengah pandemi Covid-19 yang ditandai dengan meningkatnya level utilisasi produksi nasional ke level 75% atau yang tertinggi sejak tahun 2015.

Keberhasilan ini ditopang oleh kebijakan pemerintah terkait harga gas industri US$ 6 per MMBTU yang telah dirasakan manfaatnya, sehingga membantu industri keramik untuk meningkatkan daya saing dan menggairahkan kembali optimisme industri keramik dalam negeri.

“Ini terlihat dari mulai adanya ekspansi baru selama tahun 2021 di mana terdapat penambahan kapasitas produksi sekitar 13 juta meter persegi dari kapasitas terpasang 538 juta meter persegi per tahun menjadi sekitar 551 juta meter persegi per tahun,” ungkap Ketua Umum Asaki Edy Suyanto dalam siaran pers yang diterima Kontan, Rabu (5/1).

Baca Juga: Asosiasi keramik berharap pemerintah tak berlakukan tarif adjustment listrik

Selain itu, jumlah produksi keramik di tahun 2021 juga tumbuh positif sekitar 35% dari sekitar 304 juta meter persegi di tahun 2020 menjadi sekitar 400—410 juta meter persegi di tahun berikutnya.

Lantas, Asaki memiliki optimisme di tahun 2022 bahwa tingkat utilisasi pabrik keramik dapat naik dari 75% menjadi 85%. Hal ini seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pengendalian pandemi Covid-19 dan penyesuaian dengan acuan target pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5%--5,2% di tahun 2022.

Beberapa tantangan bagi industri keramik nasional pada tahun ini adalah meningkatnya angka impor keramik dari China dan India, rencana penerapan zero Over Dimension Over Load (ODOL) di tahun 2023, serta masalah logistik berupa keterbatasan ruang kontainer dan mahalnya biaya kontainer untuk keperluan ekspor.

Terlepas dari itu, Asaki sangat mengapresiasi kinerja pemerintah melalui Kementerian Perindustrian yang sangat pro industri dengan bekerja cepat, inovatif, dan tanggap terhadap kondisi dan permasalahan yang dihadapi industri dalam negeri, khususnya saat periode resesi ekonomi nasional akibat dampak pandemi.

“Asaki juga mengapresiasi dukungan Kementerian PUPR yang sepenuhnya mendukung pemanfaatan produk keramik dalam negeri untuk proyek properti dan infrastruktur,” pungkas Edy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×