kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Vale Indonesia (INCO) buka kemungkinan pembangunan PLTG dilakukan partner China


Jumat, 29 Oktober 2021 / 15:26 WIB
Vale Indonesia (INCO) buka kemungkinan pembangunan PLTG dilakukan partner China
ILUSTRASI. Logo Vale Indonesia di badan pesawat sewa charter INCO di bandara sultan hasanuddin makassar


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membuka kemungkinan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) sebesar 500 MW yang akan mengaliri listrik ke smelter feronikel di Bahodopi Sulawesi Tengah digarap oleh partner dari China. 

Pada Juni 2021 lalu, Vale Indonesia telah menandatangani dokumen perjanjian kerja sama proyek smelter feronikel Bahodopi bersama dua mitra kerja dari China yakni Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai). 

Direktur Vale Indonesia, Bernardus Irmanto mengatakan, saat ini untuk pembangunan pembangkit listrik sedang dievaluasi, mungkin saja partner China yang akan membangun pembangkitnya. 

"Namun, sampai saat ini belum ada keputusan terkait pembangunan pembangkit listrik dan supply LNG. Mengenai kebutuhan LNG, kami sudah mengajukan permohonan ke SKK migas," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (29/10). 

Baca Juga: Laba Vale Indonesia (INCO) ditopang kenaikan volume dan lonjakan harga nikel

Bernardus mengatakan, kemungkinan pihak China yang menggarap PLTG karena mempertimbangkan beberapa faktor yakni dari segi teknis dan ekonomi.

Dia bilang, kalau pihak China bisa lebih kompetitif dalam membangun pembangkit listrik sehingga dapat menekan biaya dan meningkatkan keekonomian proyek, tentu saja pihaknya akan mempertimbangkan hal tersebut.

"Kemungkinan besar atau kecil tidak bisa saya sebutkan. Semua sangat tergantung dari feasibility study yang China buat dibandingkan dengan penawaran yang sudah kita terima," tegasnya. 

Ihwal mengejar target FID di bulan Desember 2021 atau awal 2022, Bernardus mengklaim, semuanya masih berjalan dengan baik, mulai dari teknis, finansial, dan perizinan.

Baca Juga: Harga emas siang ini di Pegadaian, Kamis 28 Oktober 2021



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×