kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Vale Indonesia (INCO) Tegaskan Serius Percepat Proses Pembangunan Smelter Bahodopi


Selasa, 07 Juni 2022 / 13:27 WIB
Vale Indonesia (INCO) Tegaskan Serius Percepat Proses Pembangunan Smelter Bahodopi
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja pada fasilitas pengolahan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO).


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menegaskan serius mempercepat proses pembangunan proyek smelter nikel di Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Vice President Director PT Vale Indonesia Tbk (INCO), Adriansyah Chaniago mengatakan, pihaknya serius mempercepat proses pembangunan mega proyek pembangunan pabrik nikel di Blok Bahodopi Sulawesi Tengah.

“Blok Bahodopi merupakan cikal bakal pengembangan pengolahan pabrik bahan baku baterai, dan tentu butuh kesiapan matang sebelum nantinya mulai dijalankan pengerjaan infrastrukturnya,” ujar Adriansyah dalam keterangan resmi dikutip Selasa (7/6).

Adriansyah menegaskan bahwa semangat tim Vale di Blok Bahodopi dalam mengawal proyek ini begitu besar. Maka itu, harus terus didukung dengan seluruh pihak termasuk stakeholder yang banyak memberikan dukungannya.

Di Blok Bahodopi tersebut, Vale Indonesia  berencana mewujudkan komitmen investasi sesuai amandemen Kontrak Karya, untuk merealisasikan proyek pembangunan pabrik pengolahan nikel di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) Jika Produksi Mulai Membaik

PT Vale bersama dua mitra kerja, yakni Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (Tisco) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai) telah menandatangani dokumen perjanjian kerangka kerja sama proyek (PCFA) untuk fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah pada tanggal 24 Juni 2021. 

Fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah akan terdiri dari delapan lini Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.

Proyek Blok Bahodopi meliputi Kontrak Karya PT Vale seluas 16,395 hektare di Blok 2 dan Blok 3 Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Proyek Blok Bahodopi ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu proyek penambangan yang dilakukan oleh PT Vale dan pembangunan pabrik pengolahan atau smelter yang akan dilakukan oleh perusahaan patungan yang dibentuk oleh  Vale Indonesia, Tisco dan Xinhai.

Saat ini, studi tahap akhir sedang dijalankan untuk memastikan kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan aman, layak secara ekonomis dan memastikan ketersediaan pasokan material bijih nikel ke pabrik pengolahan.

Tahapan studi lanjutan juga sedang dijalankan oleh partner dan PT Vale  untuk pembangunan pabrik pengolahan nikel beserta fasilitas pendukungnya di Sambalagi, Kabupaten Morowali.

Material bijih dari area penambangan di Bahodopi Blok 2 dan 3 akan diangkut menggunakan transportasi laut ke lokasi pabrik di Sambalagi. Proses pengurusan ijin lingkungan dan ijin-ijin lainnya saat ini sedang dilakukan.

Sementara di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, PT Vale mengelola area Kontrak Karya (KK) sebesar 20.286 hektare. Proyek tersebut terdiri dari dua yakni, proyek penambangan yang dilakukan oleh  Vale Indonesia dan pabrik pengolahan dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL).

Setelah Vale Indonesia menandatangani Perjanjian Kerangka Kerjasama (Framework Cooperation Agreement/FCA) dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou), manajemen Vale menegaskan pembangunan proyek ini akan diekajr dalam waktu 3 tahun ke depan.

Proyek HPAL Pomalaa akan mengadopsi dan menerapkan proses, teknologi dan konfigurasi HPAL Huayou yang telah teruji untuk memproses bijih limonit dan bijih saprolit kadar rendah dari tambang PT Vale di Pomalaa, untuk menghasilkan Produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan potensi kapasitas produksi mencapai 120.000 metrik ton nikel per tahun. Kapasitas ini lebih tinggi tiga kali lipat dibandingkan rencana sebelumnya.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) Usai Cetak Kinerja Mentereng

Adapun untuk memastikan kesiapan proyek, Adriansyah melakukan peninjauan ke Bahodopi pada bulan Mei 2022 yang lalu. Di Blok Bahodopi, Adriansyah didampingi  Senior Manager External Relation Vale Indonesia, Asriani Amiruddin dan Wakil Kepala Teknik Tambang (KTT), Agung.

Selama berada di sana, Adriansyah mengunjungi area rencana pelabuhan di Desa Bahomotefe, Kecamatan Bungku Timur, serta mengunjungi Sambalangi, Kecamatan Bungku Pesisir menggunakan speed boat. Disana, Adriansyah juga melihat lokasi rencana pembangunan pabrik nikel di Sambalagi.

Pada kesempatan tersebut, Adriansyah menemui Bupati Morowali, Taslim untuk bersilaturahmi sekaligus menyampaikan komitmen perusahaan menjalankan operasional di Blok Bahodopi.

Tak hanya melihat lokasi pengembangan pabrik di Blok Bahodopi. Pada kesempatan itu, Adriansyah Chaniago melakukan sharing session bersama seluruh tim Blok Bahodopi dari tim proyek hingga external relation untuk mengetahui seperti apa tantangan yang dihadapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×