Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
La Nyalla menyebut harga ventilator yang ditawarkan oleh Pindad ini bisa jauh di bawah harga produk ventilator impor.
Selain itu komponen bahan bakunya, 100% lokal. "Bayangkan harga produk impor sekarang bisa mencapai Rp 900 juta hingga Rp 1 miliar, sementara Pindad bisa membuat dari yang paling sederhana seharga Rp 10 juta hingga yang paling mahal di angka Rp 100 juta," katanya La Nyalla seperti dikutip dari pernyataan resmi DPD RI.
Baca Juga: Pentingnya THR bagi kelompok masyarkat yang belum tersentuh program pemerintah
Karena itu, kalau memang pemerintah serius dalam penanggulangan virus corona Covid-19, La Nyalla meminta agar pemerintah segera menugaskan PT Pindad untuk memproduksi massal ventilator tersebut, dan mendistribusikan ke rumah sakit di 34 provinsi di Indonesia.
Pada kesempatan itu, Abraham Mose beserta jajaran direksi PT Pindad yang lain juga mengenalkan produk-produk lainnya yang siap dipergunakan untuk memerangi wabah virus corona Covid-19.
Baca Juga: Harga minyak turun ke US$ 11,82 per barel, pemerintah masih tenang-tenang saja
Beberapa peralatan lain yang diproduksi oleh Pindad diantaranya adalah Disinfectant Fog Cannon, Mobile Sterilization Chamber Covid-19.
Selain itu Abraham juga memperkenalkan produk dari anak perusahaan yakni PT Pindad Enjiniring Indonesia (PT PEI) berupa cairan disinfektan dan perlengkapan APD meliputi baju APD atau lebih dikenal dengan Hazmat, helm face shield dan kacamata.
Baca Juga: Siap-siap perusahaan bandel langgar PSBB bakal kena sanksi berat
Abraham berharap Dewan Perwakilan Daerah dapat menyerap aspirasi masyarakat terkait penanganan wabah virus corona covid-19.
"Beliau juga mengungkapkan bahwa Sumber Daya Manusia di Pindad yang responsif bekerjasama dengan dokter untuk menghasilkan produk penanggulangan Covid-19,"kata Abraham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News