kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

VICI Lihat Impor Kosmetik Jadi Ancaman


Kamis, 25 Juli 2024 / 15:16 WIB
VICI Lihat Impor Kosmetik Jadi Ancaman
ILUSTRASI. Seremonial Groundbreaking Factory Extention Victoria Care di Semarang, Jawa Tengah


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Jane Aprilyani

KONTAN.CO.ID - PT Victoria Care Indonesia Tbk (VICI), perusahaan manufaktur kosmetik melihat perkembangan industri kosmetik tanah air berkembang pesat. Tak hanya memunculkan banyak pelaku usaha baru, Direktur Utama Victoria Care Indonesia, Billy Hartono Salim melihat bahwa produk kosmetik impor kian mengancam industri dalam negeri.

“Perkembangan industri kosmetik cepat, distribusi secara online dan market gen-z besar. Tetapi kita menghadapi produk impor yang sangat mengancam,” sebutnya dalam acara seremoni Groundbreaking Factory Extension VICI, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (25/7).

Melihat persaingan industri tersebut, Billy mengaku terus melakukan terobosan lewat inovasi. Disamping itu, VICI juga mengutamakan produknya dan ekspor ke beberapa negara lain. “Selama pandemi VICI sudah ekspor ke beberapa negara, bahkan negara maju seperti Jepang. Setelah pandemic ekspor ke Malaysia, Brunei Darussalam, dan negara middle east dan terus berusaha ekspor meski belum maksimal,” bebernya.

Baca Juga: Victoria Care Akan Bagikan Dividen Totalnya Rp 46,9 miliar

Bagi Billy, segala upaya terobosan terus dilakukan VICI untuk bisa mempertahankan bahkan mengembangkan bisnis emiten manufaktur kosmetik itu. Disamping pengembangan produk-produk baru serta meningkatkan kualitas layanan perusahaan.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Gandi Sulistyanto menuturkan tren produk ekonomi kreatif dan lifestyle berkembang pesat. Ambil contoh di Korea, produk ekonomi kreatifnya terbilang sukses dan ekspornya terbesarnya merupakan produk elektronik, otomotif dan ekonomi kreatif dan lifestyle.

Dan mayoritas pasar ketiga produk itu didominasi Gen-Z. Gandi melihat Indonesia memiliki pasar Gen-Z yang luar biasa banyak karena penduduk dalam negeri sedang menikmati bonus demografi.

“Karena itu, jangan Indonesia jadi pasar produk asing,” sebut Gandi.

Baca Juga: Intip Jurus Victoria Care (VICI) Mengejar Target Bisnis Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×