Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan jasa minyak dan gas (migas) PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) menyebut volatilitas harga minyak dunia tidak langsung berdampak pada aktivitas bisnisnya.
General Manager Corporate Finance & Investor Relations APEX Pretycia Darma menyampaikan, jasa pekerjaan pengeboran migas yang dilakukan APEX didasari oleh kontrak kerja dengan pelanggannya. Di situ, periode kontrak dan besaran harga sewa harian rig telah disepakati.
Baca Juga: Apexindo Pratama Duta (APEX) siapkan belanja modal sekitar US$ 4 juta tahun depan
Karena sudah ada ketentuan kontrak dan besaran harga sewa, naik-turunnya harga minyak dunia tidak otomatis mempengaruhi prospek bisnis APEX.
Kendati demikian, Pretycia berharap ketika harga minyak global naik, permintaan jasa pengeboran dan penyewaan rig harian dapat mengalami peningkatan. “Tapi hingga saat ini kami belum melihat adanya kenaikan signifikan untuk permintaan jasa pengeboran,” ungkapnya, hari ini (15/1).
APEX pun masih akan menjalankan bisnisnya seperti biasa. Pretycia menjelaskan, pihaknya sudah semaksimal mungkin mengikuti tender pengadaan rig yang sesuai dengan spesifikasi rig-rig milik perusahaan. Pertimbangan tersebut dilakukan agar APEX dapat memaksimalkan utilitas rig yang dimilikinya.
“Jika memang kenaikan harga minya dapat membuka lebih banyak kesempatan tender yang sesuai untuk rig-rig APEX, maka kami akan sedapat mungkin mengikuti tender tersebut,” terangnya.
Baca Juga: Siapkan capex sekitar US$ 4 juta di 2020, begini strategi Apexindo
Sebagai catatan, pergerakan harga minyak dunia masih cukup volatil dengan potensi kenaikan yang juga cukup terbuka.
Mengutip Bloomberg pada Rabu (15/1) pukul 19.30 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak pengiriman Februari 2020 di New York Mercantille Exchange (Nymex) naik 0,14% ke level US$ 58,31 per barel.
Pekan lalu harga minyak WTI sempat melonjak di atas level US$ 60 per barel seiring meningkatnya tensi ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran di Timur Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News