Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk masih optimistis bisa memacu kinerja bisnis di sepanjang tahun ini. Ada sejumlah strategi yang menjadi fokus utama emiten tambang dan kontraktor tambang batubara berkode saham ABMM itu, salah satu di antaranya yakni meningkatkan volume produksi di sektor usaha tambang batubara.
Direktur ABMM, Adrian Erlangga mengatakan, ABMM telah mencatatkan volume penjualan sekitar 7 juta ton batubara di sepanjang semester pertama tahun ini. Angka tersebut naik hampir 30% dibanding realisasi volume penjualan ABMM pada periode sama tahun lalu.
Selain itu, ABMM juga berstrategi memacu kinerja bisnis kontraktor pertambangan. Adrian bilang, ABMM bakal menggarap kontrak jasa pertambangan tambahan di paruh kedua tahun ini. Hanya saja, Adrian belum bersedia merinci informasi seputar tambahan kontrak jasa pertambangan yang dimaksud.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham emiten batubara di tengah sentimen kenaikan harga komoditas
Yang terang, strategi peningkatan produktivitas pada bisnis tambang dan kontraktor jasa tambang tersebut, disertai dengan strategi kedua ABMM, yaitu penurunan biaya di semua lini usaha diyakini mampu mendongkrak kinerja bisnis perusahaan pada sepanjang tahun ini.
“Kami memperkirakan tahun ini akan menjadi salah satu tahun terbaik bagi kami, karena strategi yang diterapkan berhasil, yaitu peningkatan volume dan menurunkan biaya,” kata Adrian kepada Kontan.co.id (17/7).
Sepanjang 5 tahun terakhir ini, pendapatan ABMM berkisar US$ 590,7 juta-US$ 773,1 juta dengan rincian sebesar US$ 590,7 juta di tahun 2016, US$ 690,7 juta di tahun 2017, US$ 773,1 juta di tahun 2018, US$ 592,4 di tahun 2019, dan US$ 606,4 juta di tahun 2020.
Sementara itu, gambaran kinerja bottom line ABMM lebih fluktuatif. ABMM tercatat membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih di sepanjang 2016-2019 dengan rincian sebesar US$ 12,63 juta di tahun 2016, US$ 5,57 juta di tahun 2017, US$ 65,49 juta di tahun 2018, US$ 7,55 juta di tahun 2019.
Lalu kemudian membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih US$ 35,65 juta di tahun 2020.
Baca Juga: Harga batubara pecah rekor, simak rekomendasi saham berikut
Sejauh ini, kinerja ABMM menunjukkan pertumbuhan pada kuartal pertama tahun ini. Tercatat, pendapatan ABMM naik 31,08% secara tahunan atawa year-on-year (yoy) dari semula US$ 160,87 juta di kuartal I 2020 menjadi US$ 210,88 juta di kuartal I 2021.
Seiring pendapatan yang mendaki, ABMM juga membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih US$ 25,88 juta. Pada kuartal I tahun lalu, ABMM tercatat membukukan rugi bersih US$ 2,53 juta.
“(Pertumbuhan kinerja disebabkan) peningkatan volume produksi, penurunan biaya dan peningkatan harga batubara,” jelas Adrian.
Selanjutnya: Kinerja naik di kuartal I, Multistrada (MASA) yakin catat kinerja positif tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News