Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Volkswagen Indonesia menunda pembangunan pabrik perakitannya. Penyebabnya karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap euro.
VW Indonesia sejatinya menjadwalkan pembangunan pabrik berkapasitas 20.000 unit hingga 30.000 unit pada awal tahun ini. Namun, Chief Executive Officer VW Indonesia Andrew Nasruri mempekirakan, rencana pembangunan pabrik itu baru bisa diumumkan sebelum lebaran. "Feeling saya groundbreaking baru awal tahun depan," ucap Andrew, Selasa (3/6).
Pertimbangan lain penundaan pembangunan pabrik ini lantaran tingkat penjualan VW Indonesia belum mencapai 10.000 unit. VW Indonesia baru mencatatkan penjualan sekitar 2.000 unit. Namun, Andrew yakin penjualannya bisa menembus 10.000 unit.
Direktur Penjualan Nasional VW Indonesia Jonas Cendana mengatakan kontribusi penjualan terbesar berasal dari jenis Tiguan. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang Januari 2014 hingga April 2014 lalu, penjualan Tiguan sebanyak 102 unit atau sekitar 35,79%. Total penjualan VW selama empat bulan pertama 285 unit.
VW ingin menghadirkan produk-produk baru. Namun, masalah terbesar adalah dari sisi bahan bakar. "Penggunaan bensin di Jerman sudah pakai euro 5, di Indonesia baru euro 2. Jadi lebih sulit menurukan teknologinya," kata Andrew.
Salah satunya Beetle. Sampai sekarang belum mendapat izin untuk bisa dijual dan digunakan di Indonesia.
Bila pembangunan tersebut terwujud, VW Indonesia yakin harga penjualan akan disesuaikan. Namun, Andrew belum bisa mengatakan perbedaan harganya.
VW belum bisa mengatakan, produk baru yang akan menjadi tulang punggungnya nanti. Entah itu dari segmen yang sedang diperebutkan agen tunggal pemegang merek (ATPM) yaitu multi purpose vehicle (MPV) atau dari segmen lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News